holaaaaaaaaaa!!! semester 5 sudah selesai!!! terimakasih Tuhan, terimakasih ma, pak, ade2 dan teman2ku sekalian :'D huaaaaa akhirnya semester ini terlewati juga, walau masih dagdigdug-resah menunggu hasil nilai di portal akademik... selamat tahun baru 2015! bulan ini dibuka dan ditutup dengan UAS dan juga dimulai L-I-B-U-R-A-N. liburan pertama kali disponsori oleh SAWARNA!!! awalnya gak kebayang bisa kesana, karena jarak tempuh kesana lumayan (sangat) jauh. Gue, farah, tika, fitri, lingga, ontel, dimas, henry, tatang, dan rendy dengan 6 motor beserta barang2 dan logistik yg kami bawa berniat naik gunung pulosari. gue sangat excited bgt sama rencana mereka karna gue blm pernah naik gunung HAHA segala cara buat ijin sama nyokap ikut naik gunung. diijinin! tapi pas hari H-setelah UAS Nutrisi Ikan-sorenya, seharian itu hujan terus dan rencana naik gunung mau gamau batal, tapi harus nyiapin plan B. rencana selanjutnya kami mau nge-camp di Carita-depan rumahnya fitri. setelah dipikir2, bosen juga anyer-carita mulu. salah satu temen kami, ontel nyeletuk "ke sawarna aja yuk". tanpa pikir panjang anak2 yg lain mengiyakan saja dengan modal barang2 yg seadanya+tenda. leader kami si ontel, karna dia tau arah jalan kesana, dia juga yg membawa semua barang2 yg kami butuhkan disana (hem... baiknya ontel) sebelum berangkat gak lupa buat berdoa dulu dan tentunya selfie! hehehe. gue dibonceng Rendy. gak kebayang dan baru kali ini touring-trip-naik motor-de el el dengan jarak tempuh yg sangat sangat jauh (bgtttttt) beberapa kali kami berhenti untuk sejenah istirahat dan membeli bensin (eceran) karena pombensin disana sangat jarang. perjalanan yg kami tempuh sangat ekstrim dan.... tengah malam kami melewati perjalanan yg sangat gelap, menyeramkan, horor duuuuh yagitu deh pokoknya. gak kebayang karna puji Tuhan sampai saat ini gua bisa nulis cerita ini. dari kota masuk pedesaan, perkampungan, hutan belantara, tanah kosong, bukit, gunug, pantai, segala macam jenis jalanan sampai yg bagus bgt sampe yg rusak bgt. gue sangat bersyukur dan puji Tuhan bgt tiba ditempat tujuan dan pulang ke tempat masing2 dgn selamat dan sehat walafiat (yah walau pantat, pinggang, pundak dll luarbiasa pegelnya. itu sih gue yg dibonceng gimana yg ngebonceng yaa *peace*). berangkat dr serang pukul 17.00 wib (senin, 12-01-2015)sampai di Desa Sawarna pukul 03.00 wib (selasa, 13-01-2015) jam 3 pagi! sekali lagi jam 3 pagi!!! 10 jam yg kami tempuh. gilaaaa.... sesampainya disana kami pasang tenda dan langsung tidur tapi beberapa diantara kami ada yg ngupi2 dulu. paginya (cuma 2 jam doang tidurnya-_-) kami foto2 sambil menikmati pemandangan yg ada disana,. tenda kami berda pas depan Pantai Tanjung Layar-Desa Sawarna-Bayah-Banten. pemandangannya indah bgt, Tuhan ajaib bgt nyiptain alam yg begitu luarbiasa. setelah puas berfoto2 ria kami berkemas2 untuk kembali ke Serang. pukul 11.00 wib (selasa, 13-01-2015) kami memulai perjalanan yg ditemani panas-sedikit2 hujan-panas lagi-dan hujan lagi dan tiap ada tempat yg bagus berhenti untuk berfoto-selfie hahaha :p tiap kilometer jalan kami lalui gak nyangka bukit-gunung-pantai-pedesaannya asri indah dan luarbiasa bgt karana waktu berangkat kami tidak bisa menikmati pemandangan itu pada malam hari, kan gelap... lebih puas lagi waktu di daerah Malimping, bukitnya indah bgt, sejuk, kalo aja tiap selasai praktikum di lab (kampus) bisa kesana, stres-suntuk-pusing langsung hilang kali yaaa. selesainya kami lanjutkan perjalanan kami dan sempat mapir di tempat makan di daerah alun-alun malimping (mie ayam-baso). kami sampai serang pukul 22.00 wib. jam 10 malam! oh my ass... semua badan remuk parah! tapi 1 hal yg gua dpt, gak nyesel ikut trip ini! luarbiasa bgt pokoknya!!! pengalaman-liburan-perjalanan yg gak bakalan gua lupain. terimakasih teman2 atas tripnya, kerjasamanya, kebersamaannya, dan segala kegembiraan-kesenangan-kebahagiaan yg gua dpt dr kompaknya kita di trip kali ini. terlebih terimakasih Tuhan atas alam yg Kau karuniakan, luarbiasa indahnya, semoga kami bisa melestarikannya. amin. terimakasih mama&bapak yg sudah merdtui anakmu ini untuk perjalanan jauh. terimakasih mamang kosan yg membuka pagar kosan karna waktu balik ke serang udah mlm bgt. dan terinmakasih buat rendy partner boncengan yg sedia nerima bawelan-ocehan-dll yg gue lontarkan selama perjalanan (maklum kalo naik motor panikan apalagi kalo malem). I'm very blessing and happy with this trip and i hope i could do another trip in next time with my friends :) #sawarna #pantai #tanjunglayar #bayah #banten #malimping #beach #holiday #camping #friends
tintinsssss
my line is my life.
Jumat, 16 Januari 2015
Rabu, 05 November 2014
Laporan Nutrisi Ikan - Pengukuran Kadar Air Pada Daun Sente dan Tepung Dedak
Praktikum Nutrisi Ikan Ke-1 Rabu,
15 Oktober 2014
Asisten
: Pradana
PENGUKURAN
KADAR AIR PADA DAUN SENTE DAN TEPUNG DEDAK
Martina
Sihombing
4443120722
Kelompok 3
Shift 2
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
ABSTRAK
Praktikum mata kuliah Nutrisi Ikan yang berjudul
Pengukuran Kadar Air Pada Daun Sente dan Tepunh Dedak bertujuan untuk
mengetahui jumlah kadar air yang terdapat pada daun sente dan tepung dedak
menggunakan metode pengovenan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15
Oktober 2014 pukul 19.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Laboratorium
TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan bahan yang digunakan ialah oven, desikator, cawan porselin, sendok
pengaduk, timbangan digital, nampan, stopwatch, daun sente dan tepung dedak.
Kadar air yang terdapat pada bahan pakan yaitu menunjukkan jumlah banyak atau
tidaknya kandungan air pada bahan pakan tersebut. Dari hasil pengukuran kadar
air pada daun sente dan tepung dedak yaitu rata-rata pada daun sente terdapat
0,25 sampai 0,26% jumlah kadar air yang terkandung, sedangkan pada tepung dedak
terdapat 0,01 sampai 0,02% jumlah kadar air yang terkandung.
Kata
kunci: Air, Dedak, Oven, Sente
PENDAHULUAN
Kebutuhan
masyarakat akan ikan, selain diperoleh dari tangkapan alami, juga diperoleh
dari hasil budidaya. Dalam usaha untuk mencukupi kebutuhan konsumsi ikan yang
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perlu usaha peningkatan
produksi budidaya ikan. Dalam usaha budidaya ikan, perlu diperhatikan tentang
penyediaan benih dan pakan yang cukup memedai baik secara kuantitas maupun
kualitas. Untuk memperoleh hasil maksimal antara lain dicapai melalui sistem
intensif. Solusi dari permasalahan kurangnya bahan baku untuk pakan ikan yaitu
dengan cara membuat pakan buatan dengan menggunakan berbagai hasil sumber daya
alam yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan ikan.
Kadar air yang terdapat pada suatu bahan pakan
menunjukkan banyak atau tidaknya jumlah air yang terkandung. Kadar air yang
terdapat pada bahan pakan yaitu air bebas dan air terikat. Air bebas merupakan
jumlah air yang terdapat dalam ruang antar sel dan pori-pori bahan pakan
sedangkan air terikat ialah air yang berikatan dengan makromolekul diantarannya
protein, karbohidrat, serta garam-garam dalam sel. Suatu cara dimana untuk
menghitung kadar air yaitu dengan cara pengovenan menggunakan oven dimana kadar
air yang berada pada bahan pakan tersebut akan menguap dan bobot bahan pakan
awal dan akhir berbeda sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui jumlah
kadar air.
Tujuan dari praktikum nutrisi ikan tentang pengukuran
kadar air pada daun sente dan tepung dedak yaitu untuk mengetahui cara
pengukuran kadar air pada daun sente dan tepung dedak.
METODOLOGI
Praktikum nutrisi
ikan tentang pengukuran kadar air pada daun sente dan tepung dedak dilakasanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pada
pukul 19.00 WIB sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan
Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Pada praktikum pengukuran kadar air pada daun sente dan
tepung dedak ini alat yang digunakan adalah oven, cawan porselin, timbangan
digital, desikator, sendok pengaduk, stopwatch dan nampan. Bahan yang digunakan
adalah daun sente dan tepung dedak masing-masing sebanyak 6 gram.
Prosedur kerja untuk pengukuran kadar air pada daun sente
dan tepung dedak, pertama-tama sediakan alat dan bahan yang ingin digunakan.
Timbang tiap-tiap cawan porselin menggunakan timbangan digital. Timbang bahan
daun sente dan tepung dedak sebanyak 2 gram tiap cawan. Bahan yang sudah
ditimbang masukkan ke cawan porselin sebanyak 2 gram. Pada daun sente 3 cawan
dan pada tepung dedak 3 cawan lalu beri label keterangan bahan. Setelah itu cawan
yang berisi bahan masukkan dalam oven selama 60 menit. Setelah 60 menit cawan
dikeluarkan dari oven dan masukkan ke dalam desikator selama 10 menit. Setelah
itu timbang tiap cawan yang berisi bahan. Dari hasil perhitungan masukkan ke
dalam tabel perhitungan kadar air.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil
pengukuran kadar air pada daun sente yaitu sebagai berikut
Ulangan
|
X (gr)
|
Y (gr)
|
Z (gr)
|
Hasil
(%)
|
1
|
2
|
22,7440
|
24,2377
|
0,25315
|
2
|
2
|
23,9196
|
24,4037
|
0,25795
|
3
|
2
|
21,4507
|
22,9116
|
0,26955
|
Tabel 2. Hasil pengukuran kadar air pada
tepung dedak yaitu sebagai berikut:
Ulangan
|
X (gr)
|
Y (gr)
|
Z (gr)
|
Hasil (%)
|
1
|
2
|
23,0845
|
25,0445
|
0,02
|
2
|
2
|
22,3464
|
24,3143
|
0,01605
|
3
|
2
|
22,8558
|
24,8060
|
0,0249
|
Dari tabel hasil pengukuran kadar
air pada daun sente didapat kadar air yaitu 0,25 sampai 0,26% sedangkan pada
tepung dedak yaitu 0.01 sampai 0,02%. Dapat diketahui bahwa kadar air pada daun
sente lebih tinggi dibandingkan tepung dedak. Menurut jurnal yang saya baca,
pada uji kadar air tepung dedak dilakukan pemanasan menggunakan oven selama 3
jam dengan temperatur 100-101oC. Setelah itu didinginkan dan
ditimbang lalu sampel dipanaskan kembali ke dalam oven selama 30 menit dan
ditimbang lagi mencapai bobotnya setimbang. Dari hasil penelitian tersebut
kadar air yang dimiliki tepung dedak sebesar 2,82%. Hasil tersebut berbeda
dengan hasil praktikum ini, perbedaanya terletak pada lamanya di oven dan di
desikator sehingga hasil yang didapat pun berbeda.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Pada praktikum
pengukuran kadar air pada daun sente dan tepung dedak dapat dilakukan dengan
uji kadar air dengan metode pemanasan menggunakan oven yang dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
daun sente terdapat 0,25-0,26% kadar air dan pada tepung dedak terdapat
0,01-0,02% kadar air. Kadar air pada daun sente lebih tinggi dibandingkan
tepung dedak.
Saran untuk praktikum kali ini sebaiknya sebelum kegiatan
praktikum dimulai alat ataupun bahan yang ingin digunakan dicek terlebih dahulu
baik dari praktikan maupun asisten, agar kegiatan praktikum lebih kondusif dan
mengefisiensikan waktu dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Irfak, Kurnia Romadhon, Ir. Nur Komar.
MS., dan Rini Yulianingsih, STP. MT. 2013. Desain
Optimal Pengolahan Sludge Padat Biogas Sebagai Bahan Baku Pelet Pakan Ikan
Lele. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vol. 1 No. 1.
Ning Prabadan Dani, Agung Budiharjo, dan
Shanti Listyawati. 2005. Komposisi Pakan
Buatan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius
javanicus). BioSMART. Vil. 7 No.2 Hal: 83-90
Rosidin, Kiki Yuliati, dan Siti Hanggita
RJ. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama
Pengeringan terhadap Mutu Silase Limbah Pengolahan Kodok Beku (Rana sp.) yang
Dikeringkan dengan Penambahan Dedak Padi. Universitas Sriwijaya. Vol.1 No.1
Perhitungan Kadar Air
Kadar Air =
x
100 %
Kadar Air Pada Daun Sente
1. Kadar
Air =
x
100 % = 0,25315%
2. Kadar
Air =
x
100 % = 0,25795%
3. Kadar
Air =
x
100 % = 0,26955%
Kadar Air Pada Tepung Dedak
1. Kadar
Air =
x
100 % = 0,02%
2. Kadar
Air =
x
100 % = 0,01605%
3. Kadar
Air =
x
100 % = 0,0249%
Laporan TPHP - Pembuatan Ikan Jambal Roti
Rabu, 15 Oktober 2014
PEMBUATAN IKAN
JAMBAL ROTI
Martina Sihombing
4443120722
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
Practicum Aquatic Product Processing
Technology of manufacture of bread jambal fish that use this type of catfish.
Practicum was held on Wednesday, October 15th, 2014 from 10:00 to 12:00 o'clock
pm which is housed in the Laboratory TPHP Department of Fisheries, Faculty of
Agriculture, University of Sultan Agung Tirtayasa. The purpose of this lab is
to learn how to make bread jambal fishing equipment used in this lab include
analytical balance, knives, trays, surgical instruments, stationery, and
container. While the materials used are catfish, salt, water, sugar solution, a
solution of garlic and plastic. The process of salting the fish is useful to
preserve the shelf life of the fish so that the fish can be long lasting. The
use of salt processing other than to give the flavor also helps inhibit the
growth of microbes.
Keywords : Jambal,
Salt, Salting, Traditional
ABSTRAK
Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan tentang pembuatan ikan jambal roti yaitu menggunakan jenis ikan patin.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 dari pukul
10.00-12.00 WIB yang bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan dari praktikum ini ialah
untuk mengetahui cara pembuatan ikan jambal roti Alat yang
digunakan pada praktikum kali ini antara lain timbangan analitik, pisau,
nampan, alat bedah, alat tulis, dan wadah. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
ikan patin, garam, air, larutan gula, larutan bawang putih dan plastic. Proses penggaraman pada ikan berguna untuk
mengawetkan ikan sehingga daya simpan ikan bisa tahan lama. Pengolahan tersebut
menggunakan garam selain memberi citarasa juga membantu menghambat pertumbuhan
mikroba.
Kata
Kunci : Asin, Jambal, Penggaraman, Tradisional
PENDAHULUAN
Ikan merupakan sumber gizi hewani utama dan diperoleh
dari daging ikan segar, maupun daging ikan yang telah diawetkan dengan metode
tradisional maupun modern. Daging ikan mengandung unsur -unsur gizi seperti
protein, lemak, vitamin dan mineral. Unsur-unsur gizi tersebut merupakan sumber
kalori, zat pembangun, zat pengganti sel dan jaringan tubuh yang rusak serta
membantu pengaturan organ tubuh (Hadiwiyoto, 1993). Pengawetan ikan tradisional
di Indonesia meliputi pengasinan, pemindangan, pembuatan peda, terasi, dendeng,
jambal roti dan petis.
Pada
matakuliah Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional dan Modern meliputi
hal-hal dimana sumber daya ikan dapat diolah baik secara tradisional maupun
modern. Cara tradisional masih menggunakan alat dan metode sederhana dimana
biasanya metode yang dilakukan turun-temurun atau sesuai budaya yang dimiliki.
Alat atau teknologi yang digunakan pun masih sederhana dan masih menggunakan
alat-alat yang hanya terdapat di lingkungan setempat dimana proses pengolahan
tradisional dilakukan. Karena cara dan metode yang digunakan masih sederhana,
sehingga pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan diaplikasikan di
dalam praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Perairan Tradisional dan Modern.
Adapun tujuan dari praktikum kali
ini yaitu untuk mengetahui cara atau metode pembuatan ikan jambal roti yaitu
menggunakan ikan patin (Pangasius
hypopthalmus) serta mengetahui investasi lalat saat proses penjemuran.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara
umum, garam merujuk pada suatu senyawa kimia dengan nama Sodium Klorida atau
Natrium Klorida (NaCl). Garam merupakan salah satu kebutuhan pelengkap untuk
pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Garam merupakan bahan
bakteriostatik untuk beberapa bakteri meliputi bakteri pathogen dan bakteri
pembusuk. Konsentrasi garam yang digunakan dalam penggaraman ikan sangat
menuntukan mutu ikan, karena pemberian garam mempengaruhi jenis mikroba yang
berperan. Penambahan garam pada proses pembuatan ikan asin bertujuan untuk
mendapatkan kondisi tertentu (terkontrol).
Ikan
merupakan bahan pangan yang cepat mengalami kemunduran mutu, karena itu ikan
setelah tertangkap membutuhkan penanganan yang cepat, mudah, dan murah.
Pengasinan dan pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan ikan yang
banyak dilakukan oleh pengolah ikan terutama pengolah tradisional. Salah satu
produk ikan asin yang khas dan banyak disukai masyarakat adalah ikan asin
jambal yang pada pengolahannya menggunakan proses fermentasi dalam garam
terlebih dahulu sebelum pengeringan. Ikan jambal asin atau biasa disebut jambal
roti pada umumnya diolah dari ikan berdaging tebal seperti ikan patin (Pangasius hypopthalmus). Selain
infestasi jamur, kerusakan yang sering terjadi pada ikan yang mengalami
penggaraman dan pengeringan adalah ketengikan karena proses oksidasi/kerusakan
lemak terutama untuk ikan berkadar lemak tinggi seperti ikan patin. Kerusakan
lemak karena proses oksidasi ini juga akan menyebabkan perubahan warna ikan
asin yang cenderung menjadi kecoklatan.
Morfologi
dari ikan patin yaitu memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan, panjang tubuhnya bisa mencapai 120 cm
atau lebih, kepala patin relative kecil dengan mulut terletak diujung kepala
agak di sebelah bawah, pada sudut mulutnya terdapat 2 pasang kumis pendek yang
berfungsi sebagai peraba, sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang
berubah menjadi patil yang bergigi, ikan patin tidak memiliki sisik, sirip
duburnya panjang. Adapun klasifikasi dari ikan patin yaitu:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Teleostei
Ordo :
Ostariophysi
Famili :
Schilbeidae
Genus :
Pangasius
Spesies :
Pangasius hypopthalmus
METODOLOGI
Praktikum
Teknologi Pengolahan Hasil Perairan tentang pembuatan ikan jambal roti ini
adalah praktikum ketiga yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober
2014 pada pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.
Alat
yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain timbangan analitik, pisau,
nampan, alat bedah, alat tulis, dan wadah. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
ikan patin, garam, air, larutan gula, larutan bawang putih dan plastik.
Untuk
prosedur kerja praktikum ini yaitu pertama-tama siapkan alat dan bahan yang
ingin digunakan. Bersihkan dan buang isi perut serta insang dari mulut ikan
patin. Timbang ikan patin yang sudah disiangi lalu masukan kedalam tubuh ikan
yaitu garam kasar sebanyak 15% dari berat ikan. Masukkan ikan patin ke dalam
plastik dan fermentasi selama satu malam, dengan keadaan ikan terbungkus rapat
tanpa ada udara yang masuk. Setelah itu pembukaan garam dari dalam perut untuk
menggarami garam tubuh bagian luar, lalu pembelahan dari bagian kepala sampai
ekor. Ikan dicuci dan direndam di larutan bawang putih dan gula. Proses akhir
yaitu pengeringan sampai ikan kering.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
praktikum tentang pembuatan ikan jambal roti dapat disimpulkan bahwa Ikan
jambal asin atau biasa disebut jambal roti pada umumnya diolah dari ikan
berdaging tebal seperti ikan patin (Pangasius
hypopthalmus). Selain infestasi jamur, kerusakan yang sering terjadi pada
ikan yang mengalami penggaraman dan pengeringan adalah ketengikan karena proses
oksidasi/kerusakan lemak terutama untuk ikan berkadar lemak tinggi seperti ikan
patin. Kerusakan lemak karena proses oksidasi ini juga akan menyebabkan
perubahan warna ikan asin yang cenderung menjadi kecoklatan. Investasi jumlah
lalat pada ikan jambal roti pada ikan patin yang dilumuri larutan bawang putih
dan gula lebih banyak dibandingkan ikan patin yang hanya dilumuri larutan
bawang putih. Hal ini berarti bawang putih mempengaruhi investasu jimlah lalat
pada ikan jambal roti
Untuk
praktikum selanjutnya disarankan agar alat pada praktikum lengkap dan jumlahnya
sesuai dengan pemakaian, seperti halnya gelas ukur hanya ada satu buah
sedangkan yang memakai sebanyak 6 kelompok. Hal ini disarankan agar untuk
praktikum selanjutnya waktu dan kinerja dapat berjalan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sofie
Thariq, Fronthea Swastawati, dan Titi Surti. 2014. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Garam Pada Peda Ikan Kembung
(Rastrelliger neglectus) Terhadap Kandungan Asam Glutamat Pemberi Rasa Gurih
(Umami). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. Vol.2 No.3
Cucu Suharna,
Lachmuddin Sya’rani, dan Tri Winarni Agustini. 2011. Kajian Sistem Manajemen Mutu Pada Pengolahan “Ikan Jambal Roti” Di
Pangandaran-Kabupaten Ciamis.
Farida Ariyani,
Irianti Amin, Dedi Fardiaz, dan Slamet Budiyanto. 2008. Aplikasi Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) Dalam Menghambat
Oksidasi Jambal Patin. Jurnal Kelautan dan Perikanan. Vol.3 No.2
Nurjanah,
Abdullah A, Kustiariyah. 2011. Pengetahuan
dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. IPB Press. Bogor.
LAMPIRAN
Gambar 1. Preparasi Ikan Patin
|
Gambar 2. Penimbangan Ikan Patin
|
Gambar 3. Pengisian garam ke
perut ikan
|
Gambar 4. Fermentasi
|
Gambar 5. Proses pencucian
|
Gambar 6. Butterfly ikan patin
|
Gambar 7. Pengeluaran garam dari
perut ikan
|
Gambar 8. Pelumuran sisa garam
pada permukaan ikan
|
Gambar 9. Larutan bawang putih
dan gula
|
Gambar 10. Perendaman ikan pada
larutan bawang putih
|
Langganan:
Postingan (Atom)