Serang, 9 Januari 2014
Praktikum
Ekologi Perairan
PRAKTIKUM EKOSISTEM
PERAIRAN MENGALIR DI SUNGAI PASAURAN BANTEN
Martina
Sihombing
4443120722
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
ABSTRAK
Praktikum ekologi perairan tentang ekosistem
perairan mengalir ini adalah praktikum lapangan ketiga yang dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 21 Desember 2013 pada pukul 06.00 WIB. Untuk tujuan dari praktikum lapangan ini
adalah mengetahui dan mengukur parameter fisika (kecerahan,
tipe substrat, suhu, arus, dan kedalaman), parameter kimia (pH dan DO),
parameter biologi (bentos, perifiton, dan plankton). Ekosistem mengalir (lotic)
merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau habitat lotic (berasal
dari kata lotus yang berarti tercuci) seperti mata air, aliran sungai atau
sungai (E. P. Odum, 1988). Pada praktikum
ini, wilayah pembagian setiap titik berukuran 1 m x 1 m. Terdapat 3 sub titik
yang berbeda. Pada sub titik yang pertama parameter fisika yang didapat yaitu
kedalamannya 27 cm, kecerahan 23,5 cm, kecepatan arus 0,2 m/s dengan suhu 27°C. Pada sub titik yang kedua kedalamannya 25 cm, kecerahan 23 cm,
kecepatan arus 0,5 m/s, dengan suhu 26°C. Pada sub titik yang ketiga kedalamannya 41 cm, kecerahan 23,5 cm,
kecepatan arus 0,2 m/s dengan suhu 26°C. dari hasil pengukuran lebar sungai yaitu 11, meter. Parameter kimia
yaitu pH pada tiap sub titik yaitu 5, 6, dan 6. Pada sub titik pertama didapan
DO sebesar 15,7. Rata-rata kecepatan arus di Sungai Pasauran ini adalah 0,3
m/s.
Kata Kunci : Arus, Ekologi, Mengalir, Sungai
PENDAHULUAN
Sungai merupakan tempat air mengalir yang
berasal dari mata air dan membawa kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk
lain yang dilaluinya, merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Selain itu
sungai memiliki peranan langsung dalam kehidupan manusia dan mahkluk
disekitarnya Pada
praktikum lapangan ini terdapat pengambilan sampel di
Sungai Pasauran, Banten. Sungai Pasauran merupakan perairan mengalir
yang memiliki faktor-faktor yang berpengaruh berdasarkan literatur meliputi;
Suhu, Kejernihan, Arus, Konsentrasi gas pernafasan, dan Konsentrasi garam
biogenik. Dalam hal ini arus merupakan
faktor yang paling mengandalikan dan merupakan faktor pembatas di aliran air
(E. P. Odum, 1998).
Untuk tujuan dari praktikum lapangan ini adalah untuk mengetahui dan mengukur parameter fisika
(kecerahan, tipe substrat, suhu, arus, dan kedalaman), parameter kimia (pH dan
DO), parameter biologi (bentos, perifiton, dan plankton).
Ekosistem Perairan Mengalir
Ekosistem mengalir (lotic) merupakan
bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau habitat lotic (berasal dari
kata lotus yang berarti tercuci) seperti mata air, aliran sungai atau sungai
(E. P. Odum, 1988).
Sungai adalah aliran air tawar yang
bersumber alamiah di daratan yang mengalir menuju dan bermuara di danau, laut,
atau samudera. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatudaerah yang terhampar
disisi kiri dan kanan dari suatu aliran sungai.
Sungai dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
berdasarkan asal air dan berdasarkan letak alirannya. Berdasarkan asal air
terdapat sungai mata air yaitu sungai yang airnya bersumber dari mata air
alami, sungai air hujan, sungai pencairan es/salju, dan sungai campuran.
Sedangkan berdasarkanletak alirannya sungai dibedakan menjadi sungai di atas
permukaan tanah, sungai bawah tanah, dan sungai campuran.
Parameter Fisika
Suhu
Perairan
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem
karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada
jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di
sekitarnya. Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor
elektronis seperti air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan
panas yang secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal.
Kecerahan
Kecerahan
berhubungan dengan fotosintesis karena pengaruh pentrasi cahaya yang masuk ke
dalam aliran sungai. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang
terlarut dalam air membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi
oleh kedalaman. Kekeruhan disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas. (E. P. Odum, 1971).
Kedalaman
Kedalaman
suatu ekosistem perairan dapat bervariasi tergantung pada zona kedalaman dari suatu
perairan tersebut, semakin dalam perairan tersebut makan intensitas cahaya
matahari yang nasuk semakin berkurang. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi
oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat
akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Tipe Substrat
Tipe substrat pada
perairan mengalir pada sungai hulu berupa batu-batuan dan pasir, sedangkan pada
sungai hilir tipe substratnya merupakan endapan lumpur.
Kecepatan Arus
Arus merupakan faktor pembatas utama
pada aliran deras, tetapi dasar yang keras, terutama bila terdiri dari batu,
dapat menyediakan perubahan yang cocok untuk organism (flora dan fauna) untuk
menempel dan melekat (Odum, 1988).
Parameter Kimia
Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan
parameter kimia yang menunjukan salinitas atau drajat keasaman dari suatu
perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antar
6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda.
Larutan atau air dikatakan asam jika pH < 7, dikatakan basa jika pH > 7,
sedangkan jika pH = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang.
Disolved Oxygen (DO)
Oksigeb
terlarut auatu sering disebut juga dengan kebutuhan oksigen merupakan salah
satu parameter penting dalam analisa kualitas air. Nilai DO yang biasanya
diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen yang tersedia
dalam suatu badan air.
Parametes Biologi
Benthos
Bentos merupakan organisme yang
melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan
makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit
seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap,
sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak
dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Dalam ekosistem perairan,
makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran
energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi
(Montagna et all, 1989).
Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup
mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus.
Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air.
Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri
atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas
rotifera, cladocera, copepod. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan
untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan
aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber
energi yang dihasilkan oleh organisme lain. (Djarijah, 1995).
METODELOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum
lapangan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 21 Desember 2013 pukul 06.00
sampai dengan pukul 15.00 WIB yang bertempat di Sungai Pasauran, Banten, oleh
mahasiswa/i Semester III Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum lapangan ekosistem perairan
mengalir ini adalah Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu perairan, Refraktometer
yang digunakan untuk mengukur salinitas, pH meter, meteran dari plastik/fiberglass
100 m, transek berukuran 1 m x 1m, paralon yang berukuran 3 inchi digunakan
untuk mengambil benthos, kantong plastik untuk tempat plankton, bola pimpong
untuk menghitung kecepatan arus, stopwatch, tongkat ukur, secchi disk, label
dan alat tulis (lebih baik tahan air), dan scoresheet.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada
praktikum ekosistem perairan mengalir di lapangan yaitu pertama penentuan titik
pengamatan, setelah itu tetapkan transek garis dari arah pinggir pertama,
tengah, dan pinggir kedua. Kemudian pada tiap titik hitung parameter fisika (kecerahan, tipe substrat, suhu, arus,
dan kedalaman), parameter kimia (pH dan DO), parameter biologi (bentos,
perifiton, dan plankton). Lalu catat hasil data yang didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Observasi
Tabel
1. Parameter Fisika
Kriteria
|
Titik 1
|
Titik 2
|
Titik 3
|
Rata-rata
|
Lebar sungai (m)
|
|
|
|
11,5
|
Kecepatan Arus (m/s)
|
0,2
|
0,5
|
0,2
|
0,3
|
Suhu (°C)
|
27
|
26
|
26
|
26,33
|
Kecerahan (cm)
|
23
|
21
|
23,5
|
22,5
|
Kedalaman (cm)
|
27
|
25
|
41
|
31
|
Tipe Substrat
|
|
|
|
Pasir dan batu-batuan
|
Tabel
2. Parameter Kimia
Kriteria
|
Titik
1
|
Titik
2
|
Titik
3
|
pH
|
5
|
6
|
6
|
DO
|
15,7
|
-
|
-
|
Salinitas
|
-
|
-
|
-
|
Tabel 3. Parameter Biologi
·
Benthos
Jenis
|
Klasifikasi
|
Gambar
|
Lymnaea sp.
|
Kingdom :
Animalia
Filum :
Molusca
Kelas :
Gastropoda
Ordo : Lymnaeoidea
Family :
Lymnaeidae
Genus :
Lymnaea
Spesies : Lymnaea sp.
|
|
·
Plankton
Jenis
|
Klasifikasi
|
Gambar
|
Rhizosolenia sp.
|
Kingdom : Animalia
Filum : Balillariophyta
Kelas : Balillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Balillariodae
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia
sp.
|
|
Sonyaulat baleehi
|
Kingdom : Plantae
Filum : Dynophyta
Kelas : Dynophyceae
Ordo : Dynophyceae
Family : Dynophydae
Genus : Sonyaulacales
Spesies : Sonyaulat
baleehi
|
|
Pembahasan
Dari hasil praktikum lapangan di
Sungai Pasauran terdapat benthos. Lebar badan sungai sebesar 11,5 meter. Pada
parameter fisika didapatkan rata-rata kecepatan arus yang dimiliki sungai
tersebut mencapai 0,3 m/s dengan kedalaman 26,33 cm, kecerahan 22,5 cm, suhu
26,33°C dengan tipe substrat pasir dan batu-batuan. Pada parameter kimia
didapatkan hasil pH rata-rata yaitu 5,67 dan oksigen terlarut (DO) sebesar
15,7. Sungai ini memilki kederasan yang cukup deras dilihat dari hasil
perhitungan kecepatan arus yang didapat. Terdapat perbedaan kedalaman di tiap
titik, pada titik ketiga memiliki kedalaman yang sangat tinggi yaitu 41 cm, ini
dikarenakan pada pengamatan titik ketiga berada di tengah sungai. Stasiun yang
memiliki kecerahan yang paling tinggi yaitu stasiun pertama. Hal ini disebabkan
karena pada sub stasiun 1, kami melakukan pengamatan di tepian sungai yang
masih dangkal sehingga kecerahan yang didapat sangat tinggi. Sungai ini
memiliki kecerahan yang baik karena dapat penetrasi cahaya sampai kedalaman
22,5 cm dari kedalaman rata-rata yaitu 33 cm. Sungai ini merupakan tempat
segala aktifitas masyarakat setempat untuk mandi, mencuci pakaian, sampai
dengan BAB. Hal ini membuktikan bahwa sungai tersebut sangat berperan penting
untuk kehidupan masyarakat setempat.
KESIMPULAN
Dari praktikum lapangan ekosistem perairan mengalir ini
dapat disimpulkan bahwa sungai merupakan tempat air mengalir yang berasal dari
mata air dan membawa kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang
dilaluinya, merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Selain itu sungai
memiliki peranan langsung dalam kehidupan manusia dan mahkluk disekitarnya.
Setiap parameter memiliki karakteristik tersendiri untuk sungai tersebut.
Sungai Pasauran memiliki kecerahan yang cukup tinggi yang menunjukkan daya tembus
cahaya matahari jauh menembus ke dalam perairan.
Dalam melakukan praktikum lapang mengenai ekosistem sungai harus tetap
memperhatikan dan menjaga pelestarian kondisi lingkungan perairan serta selalu
menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Karena ekosistem sungai merupakan
ekosistem yang pemanfaatannya sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E. P. 1988. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suwigyo,
Sugiarti. Widigdo, Banbang. Wardiatno, Yusli, dan Krisanti, Majariana. 2005. Avertebrata Air. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Purba,
Michael. 1994. Sains Kimia. Erlangga.
Jakarta
Insaeni, W. 2002. Fisiologi
Hewan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Lubis,
J., Soewarno dan Suprihadi, B. 1993. Hidrilogi Sungai. Jakarta :
Departermen Pekerjaan Utama.
Prawirohartono,
Slamet. 2004. Sains Biologi kelas I SMP. Jakarta : Bumi
Aksara.
Suriawiria,
U. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan yang sehat. Bandung : Penerbit
Alumni.
Widaningroem,
Retno. 2010. Bahan Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Zakia,
Neena, d. k. k. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Pakpahan, A.M. & Pakpahan, A, Formulasi Program Konservasi &
Pengembangan Ekosistem Lahan Basah, dalam Kumpulan Makalah Seminar
Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah, Jakarta 7 Januari 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar