Senin, 13 Januari 2014

Jurnal Ekosistem Perairan Mengalir


logo-faperta-color-kementerian-dikbud.gif                                                                                    Serang, 9 Januari 2014
                                                            Praktikum Ekologi Perairan


PRAKTIKUM EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR DI SUNGAI PASAURAN BANTEN
Martina Sihombing
4443120722

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
 

ABSTRAK
Praktikum ekologi perairan tentang ekosistem perairan mengalir ini adalah praktikum lapangan ketiga yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Desember 2013 pada pukul 06.00 WIB. Untuk tujuan dari praktikum lapangan  ini adalah mengetahui dan mengukur parameter fisika (kecerahan, tipe substrat, suhu, arus, dan kedalaman), parameter kimia (pH dan DO), parameter biologi (bentos, perifiton, dan plankton). Ekosistem mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau habitat lotic (berasal dari kata lotus yang berarti tercuci) seperti mata air, aliran sungai atau sungai (E. P. Odum, 1988). Pada praktikum ini, wilayah pembagian setiap titik berukuran 1 m x 1 m. Terdapat 3 sub titik yang berbeda. Pada sub titik yang pertama parameter fisika yang didapat yaitu kedalamannya 27 cm, kecerahan 23,5 cm, kecepatan arus 0,2 m/s dengan suhu 27°C. Pada sub titik yang kedua kedalamannya 25 cm, kecerahan 23 cm, kecepatan arus 0,5 m/s, dengan suhu 26°C. Pada sub titik yang ketiga kedalamannya 41 cm, kecerahan 23,5 cm, kecepatan arus 0,2 m/s dengan suhu 26°C. dari hasil pengukuran lebar sungai yaitu 11, meter. Parameter kimia yaitu pH pada tiap sub titik yaitu 5, 6, dan 6. Pada sub titik pertama didapan DO sebesar 15,7. Rata-rata kecepatan arus di Sungai Pasauran ini adalah 0,3 m/s.

Kata Kunci     : Arus, Ekologi, Mengalir, Sungai
PENDAHULUAN
Sungai merupakan tempat air mengalir yang berasal dari mata air dan membawa kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya, merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Selain itu sungai memiliki peranan langsung dalam kehidupan manusia dan mahkluk disekitarnya Pada praktikum lapangan ini terdapat pengambilan sampel di Sungai Pasauran, Banten. Sungai Pasauran merupakan perairan mengalir yang memiliki faktor-faktor yang berpengaruh berdasarkan literatur meliputi; Suhu, Kejernihan, Arus, Konsentrasi gas pernafasan, dan Konsentrasi garam biogenik. Dalam hal ini arus merupakan faktor yang paling mengandalikan dan merupakan faktor pembatas di aliran air (E. P. Odum, 1998).
Untuk tujuan dari praktikum lapangan  ini adalah untuk mengetahui dan mengukur parameter fisika (kecerahan, tipe substrat, suhu, arus, dan kedalaman), parameter kimia (pH dan DO), parameter biologi (bentos, perifiton, dan plankton).
Ekosistem Perairan Mengalir
            Ekosistem mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau habitat lotic (berasal dari kata lotus yang berarti tercuci) seperti mata air, aliran sungai atau sungai (E. P. Odum, 1988).
            Sungai adalah aliran air tawar yang bersumber alamiah di daratan yang mengalir menuju dan bermuara di danau, laut, atau samudera. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatudaerah yang terhampar disisi kiri dan kanan dari suatu aliran sungai.
            Sungai dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu berdasarkan asal air dan berdasarkan letak alirannya. Berdasarkan asal air terdapat sungai mata air yaitu sungai yang airnya bersumber dari mata air alami, sungai air hujan, sungai pencairan es/salju, dan sungai campuran. Sedangkan berdasarkanletak alirannya sungai dibedakan menjadi sungai di atas permukaan tanah, sungai bawah tanah, dan sungai campuran.
Parameter Fisika
Suhu Perairan
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.  Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu  tertentu. Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya. Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal.
            Kecerahan
Kecerahan berhubungan dengan fotosintesis karena pengaruh pentrasi cahaya yang masuk ke dalam aliran sungai. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. (E. P. Odum, 1971).
Kedalaman
Kedalaman suatu ekosistem perairan dapat bervariasi tergantung pada zona kedalaman dari suatu perairan tersebut, semakin dalam perairan tersebut makan intensitas cahaya matahari yang nasuk semakin berkurang. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Tipe Substrat
Tipe substrat pada perairan mengalir pada sungai hulu berupa batu-batuan dan pasir, sedangkan pada sungai hilir tipe substratnya merupakan endapan lumpur.
Kecepatan Arus
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar yang keras, terutama bila terdiri dari batu, dapat menyediakan perubahan yang cocok untuk organism (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat (Odum, 1988).
Parameter Kimia
Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau drajat keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda. Larutan atau air dikatakan asam jika pH < 7, dikatakan basa jika pH > 7, sedangkan jika pH = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang.
Disolved Oxygen (DO)
Oksigeb terlarut auatu sering disebut juga dengan kebutuhan oksigen merupakan salah satu parameter penting dalam analisa kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu badan air. 
Parametes Biologi
Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Dalam ekosistem perairan, makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi (Montagna et all, 1989).
Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air. Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera, cladocera, copepod. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain. (Djarijah, 1995).
METODELOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 21 Desember 2013 pukul 06.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB yang bertempat di Sungai Pasauran, Banten, oleh mahasiswa/i Semester III Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum lapangan ekosistem perairan mengalir ini adalah Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu perairan, Refraktometer yang digunakan untuk mengukur salinitas, pH meter, meteran dari plastik/fiberglass 100 m, transek berukuran 1 m x 1m, paralon yang berukuran 3 inchi digunakan untuk mengambil benthos, kantong plastik untuk tempat plankton, bola pimpong untuk menghitung kecepatan arus, stopwatch, tongkat ukur, secchi disk, label dan alat tulis (lebih baik tahan air), dan scoresheet.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ekosistem perairan mengalir di lapangan yaitu pertama penentuan titik pengamatan, setelah itu tetapkan transek garis dari arah pinggir pertama, tengah, dan pinggir kedua. Kemudian pada tiap titik hitung parameter fisika (kecerahan, tipe substrat, suhu, arus, dan kedalaman), parameter kimia (pH dan DO), parameter biologi (bentos, perifiton, dan plankton). Lalu catat hasil data yang didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Observasi
Tabel 1. Parameter Fisika
Kriteria
Titik 1
Titik 2
Titik 3
Rata-rata
Lebar sungai (m)



11,5
Kecepatan Arus (m/s)
0,2
0,5
0,2
0,3
Suhu (°C)
27
26
26
26,33
Kecerahan (cm)
23
21
23,5
22,5
Kedalaman (cm)
27
25
41
31
Tipe Substrat



Pasir dan batu-batuan
Tabel 2. Parameter Kimia
Kriteria
Titik 1
Titik 2
Titik 3
pH
5
6
6
DO
15,7
-
-
Salinitas
-
-
-
Tabel 3. Parameter Biologi
·         Benthos
Jenis
Klasifikasi
Gambar
Lymnaea sp.
Kingdom   : Animalia
Filum        : Molusca
Kelas        : Gastropoda
Ordo         : Lymnaeoidea
Family      : Lymnaeidae
Genus      : Lymnaea
Spesies    : Lymnaea sp.

·         Plankton
Jenis
Klasifikasi
Gambar
Rhizosolenia sp.
Kingdom : Animalia
Filum       : Balillariophyta
Kelas       : Balillariophyceae
Ordo        : Centrales
Family      : Balillariodae
Genus      : Rhizosolenia
Spesies    : Rhizosolenia sp.

Sonyaulat baleehi
Kingdom : Plantae
Filum       : Dynophyta
Kelas       : Dynophyceae
Ordo        : Dynophyceae
Family     : Dynophydae
Genus     : Sonyaulacales
Spesies   : Sonyaulat baleehi

Pembahasan
            Dari hasil praktikum lapangan di Sungai Pasauran terdapat benthos. Lebar badan sungai sebesar 11,5 meter. Pada parameter fisika didapatkan rata-rata kecepatan arus yang dimiliki sungai tersebut mencapai 0,3 m/s dengan kedalaman 26,33 cm, kecerahan 22,5 cm, suhu 26,33°C dengan tipe substrat pasir dan batu-batuan. Pada parameter kimia didapatkan hasil pH rata-rata yaitu 5,67 dan oksigen terlarut (DO) sebesar 15,7. Sungai ini memilki kederasan yang cukup deras dilihat dari hasil perhitungan kecepatan arus yang didapat. Terdapat perbedaan kedalaman di tiap titik, pada titik ketiga memiliki kedalaman yang sangat tinggi yaitu 41 cm, ini dikarenakan pada pengamatan titik ketiga berada di tengah sungai. Stasiun yang memiliki kecerahan yang paling tinggi yaitu stasiun pertama. Hal ini disebabkan karena pada sub stasiun 1, kami melakukan pengamatan di tepian sungai yang masih dangkal sehingga kecerahan yang didapat sangat tinggi. Sungai ini memiliki kecerahan yang baik karena dapat penetrasi cahaya sampai kedalaman 22,5 cm dari kedalaman rata-rata yaitu 33 cm. Sungai ini merupakan tempat segala aktifitas masyarakat setempat untuk mandi, mencuci pakaian, sampai dengan BAB. Hal ini membuktikan bahwa sungai tersebut sangat berperan penting untuk kehidupan masyarakat setempat.
KESIMPULAN
            Dari praktikum lapangan ekosistem perairan mengalir ini dapat disimpulkan bahwa sungai merupakan tempat air mengalir yang berasal dari mata air dan membawa kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya, merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Selain itu sungai memiliki peranan langsung dalam kehidupan manusia dan mahkluk disekitarnya. Setiap parameter memiliki karakteristik tersendiri untuk sungai tersebut. Sungai Pasauran memiliki kecerahan yang cukup tinggi yang menunjukkan daya tembus cahaya matahari jauh menembus ke dalam perairan.
            Dalam melakukan praktikum lapang mengenai ekosistem sungai harus tetap memperhatikan dan menjaga pelestarian kondisi lingkungan perairan serta selalu menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Karena ekosistem sungai merupakan ekosistem yang pemanfaatannya sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.

  
DAFTAR PUSTAKA

Odum, E. P. 1988. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suwigyo, Sugiarti. Widigdo, Banbang. Wardiatno, Yusli, dan Krisanti, Majariana. 2005. Avertebrata Air. Penebar Swadaya. Jakarta.
Purba, Michael. 1994. Sains Kimia. Erlangga. Jakarta
Insaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Lubis, J., Soewarno dan Suprihadi, B. 1993. Hidrilogi Sungai. Jakarta : Departermen Pekerjaan Utama.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi kelas I SMP. Jakarta : Bumi Aksara.
Suriawiria, U. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan yang sehat. Bandung : Penerbit Alumni.
Widaningroem, Retno. 2010. Bahan Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Zakia, Neena, d. k. k. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang: Universitas Negeri Malang.
Pakpahan, A.M. & Pakpahan, A, Formulasi Program Konservasi & Pengembangan Ekosistem Lahan Basah, dalam Kumpulan Makalah Seminar Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah, Jakarta 7 Januari 1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar