BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kerang Simping, Placuna
placenta (Linnaeus, 1758), atau juga dikenal dengan nama Window-pane oyster, atau Kapis (Phillipina), dan Methy (India), termasuk dalam Filum
Mollusca,Kelas Pelecypoda, serta Famili Placunidae. Kerang Simping memiliki dua
cangkang yang bundar, halus, tipis, pipih, serta sedikit transparan. Diameter
cangkang dari spesies ini dapat mencapai 150 mm.Mereka hidup di perairan
dangkal dengan substrat berlumpur. Kerang ini memiliki jenis kelamin terpisah
(dioecious) dimana jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat warna dari
gonad (Campbell, 2006).
Dalam
dunia perikanan, kerang Simping (Placuna
placenta) memiliki potensi ekonomi serta ekologi yang cukup tinggi. Daging
kerang Simping dapat dimakan, cangkangnya dapat dijadikan bahan baku kerajinan
tangan serta hiasan lampu, sedangkan mutiaranya dapat dijadikan perhiasan.
Di
beberapa tempat di Asia, bivalvia atau kerang-kerangan telah lama dikenal
sebagai sumber pangan yang bergizi. Di Asia Placuna
placentadimanfaatkan terutama bagian cangkang kerang untuk dijadikan sebagai hiasan (Campbell, 2006). Di
Indonesia kerang simping tersebar secara luas antara lain di Kenjeran (Jawa
Timur), Pasuruan (Jawa Timur), Demak
(Jawa Tengah), Kupang (NTT), dan Tangerang (Banten) (Pagcatipunan dkk., 1981).
1.2.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui deskripsi serta morfologi kerang simping
(Placuna sp.)
2. Untuk mengetahui reproduksi kerang simping (Placuna sp.)
3. Untuk mengetahui habitat serta penyebaran kerang simping (Placuna Sp.)
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar
Kerang Simping (Placuna
Placenta)
2.1
Deskripsi Kerang Simping (Placuna placenta)
Kerang
Simping (Placuna placenta) merupakan
biota sessile yang hidup
di hamparan dasar perairan. Simping termasuk kelompok biota invertebrate
dengan cangkang yang simetris yang
dikenal juga kelompok
bivalvia (memiliki dua
cangkang). Simping termasuk
famili Placunidae dengan
jumlah jenis yang
cukup banyak. Placuna
sp., sering juga disebut dengan oyster. Kerang Simping adalahkerang dengan
cangkang tipis yang
semuanya merupakan anggota
dari famili placunidae (Marshall
and Wilson, 2005).
Simping termasuk biota yang banyak tersebar di
wilayah perairan tropis, Karena hidup di hampir semua perairan laut di
dunia, scallop dijuluki sebagai kerang kosmopolitan. Maka
untuk mengetahui jenis tersebut
ada beberapa identitas kunci
yang harus diketahui yaitu;
·
Cangkangbagiankiri relative datar,
sedangkan bagian kanan relative cembung.
·
Cangkangsebelahkananmelebihi dari
cangkang bagian kiri dan selalu lewati batas bagian ujung sebelah
kanannya.
·
Cangkangkananlebihputih, kekuningan,
atau kecoklatan. Sering dengan bercak atau titik seperti pigment hitam. Cangkang kiri berwarna merah muda terang atau
mengarah ke warna coklat kemerah-merahan.
·
Tinggicangkangdapatmencapai diatas 15 cm
dengan alur sesuai dengan alur cangkang.
Salah
satu ciri unik yang dimiliki oleh simping yang membedakannya dari kerang-kerang
lainnya adalah simping memiliki mata. Mata dari simping berukuran kecil seperti
manik-manik, tersebar dibagian atas serta bawah tepi cangkang bagian dalamnya
dan berjumlah mencapai 100 buah. Mata dari simping tidak dapat digunakan untuk
membedakan objek layaknya mata manusia, namun bisa membedakan gelap dan terang.
Dengan modal penglihatan tersebut, simping bisa mengetahui keberadaan mangsa
disekitarnya.
Simping
juga terkenal dengan kemampuannya untuk berenang. Saat berenang simping akan
membuka cangkangnya dan menghisap air kedalamnya, lalu mengatupkan sedikit
cangkangnya sehingga air yang terhisap tadi keluar lewat bagian tonjolan mirip
sirip dibelakang cangkangnya. Air yang keluar itulah memberi daya dorong bagi
simping untuk berenang diair. Saat berenang simping bisa mencapai kecepatan
maksimal 67cm/detik dan menempuh jarak maksimal 4 meter.
Placuna placentatidak mempunyai alat perekat
atau bysus untuk
menempel. Spat simping akan menempel
apabila substrat yang terdapat di dasar laut cocok untuk kelangsungan hidupnya. Selain itu dalam beberapa kondisi simping
dapat menggali lubang, atau membenamkan dirinya dalam susbtrat. Placuna
placentadapat menggali dan
membenamkan dirinya pada
substrat yang berlumpur
atau pasir halus.
2.2
Jenis
Terdapat
4 jenis simping lainnya yang tersebar di perairan dunia: P. (Ephippium) lincolnii,
P. (Ephippium) ephippium, and
P.(Ephippium) lobata(Campbell,
2007). Akan tetapi dari keempat spesies
tersebut hanya Placuna placenta yang
banyak dimanfaatkan terutama cangkangnya (Campbell, 2007).
2.3
Klasifikasi dan Morfologi
Placuna Placentamerupakan
biota avertebrata dengan cangkang yang simetris (dikenal juga kelompok
bivalvia). Panjang maksimum kerang simping mencapai sekitar 140 mm, dengan
kedua cangkangnya datar dan bentuk cangkang hampir bundar. Kerang yang berumur
muda bercangkang tipis dan transparan, sedangkan kerang yang berumur tua
bercangkang tebal dan bewarna seperti pelangi. Ligamen internal memiliki
struktur bentuk V yang terletak diatas dekat umbo. Bentuk V membentuk sudut
40-600. Warnanya memudar, tetapi kerang yang berumur muda agak ungu pada bagian
valve paling atas (Swennen, 2001).
Menurut Swennen (2001) klasifikasi kerang simping adalah sebagai
berikut:
Filum : Mollusca
Kelas : Pelecypoda
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Ostreoida
Famili : Placunidae
Genus : Placuna
Species : Placuna Placenta
Nama
umum : Window-pane shells, Window-pane
oyster
Nama
lokal : Simping (Indonesia), Kapis
(Filipina), Methy (India)
Valve
di bagian luar berwarna keputih-putihan, sedangkan bagian dalam berwarna ungu,
dengan dua bagian yang sempit, memiliki bermacam-macam gigi (hinge) seperti
huruf V terbalik yang terletak pada bagian atas sebelah kanan. Mereka mepunyai
kaki yang digunakan untuk mencegah lumpur masuk ke insang dan organ lain
dibandingkan untuk pergerakan (Allan, 1962).
2.4.
Kebiasaan Makanan
Seperti
bivalvia umumnya, Placuna Placentamerupakan hewan
filter feederdengan makanan utama plankton dan detritus organik. Ketika
berada dalam air, Placuna placenta
akan sedikit membuka cangkangnya untuk melakukan makan dan respirasi kemudian
arus air akan mengalir melalui cangkang dan partikel makanan di saring dengan
menggunakan insangnya yang besar (Young, 1980 dalam Dharmaraj dkk., 2004).
Beberapa spesies lain menggunakan siphon
untuk mengambil partikel makanan seperti bakteri dan protozoa yang berada di
permukaan sedimen. Makanan yang masuk melalui mulut (insang bersilia), dicerna satu persatu
dengan bantuan sekresi enzim (Swennen, 2001).
Larva
kerang simping di perairan memanfaatkan plankton sebagai makanan. Jenis yang
banyak ditemukan sebagai makanan adalah plankton dari jenis Isochrysis galbana (Culliney, 1974 dalam
Mullen dan Moring, 1986). Spat biasanya memakan Isochrysis galbana dan Chrosomonas
salina. Saat dewasa dan mulai menetap sebagai benthik biasanya memakan
plankton dan detritus organik (Mackenzie, 1979 dalam Mullen dan Moring, 1986).
Kelompok dewasa banyak menggunakan diatom jenis
Phaeodactylum tricornutum
(Bourne, 1964 dalamMullen dan Moring, 1986).
Hasil
penelitian Christophersen (2005) di Norwegia menemukan kerang simping (Pecten maximus) memanfaatkan insang
untuk menangkap makanan material tersuspensi dari dalam air, kemudian
memindahkan ke mulutnya dengan bantuan cilia, mucus, dan aliran air di
permukaaan insang (Le Pennec 1991, dalam Christophersen, 2005). Kerang simping
di Teluk India, menurut Dharmaraj dkk. (2004) pada fase veliger
memakan jenis Isochrysis galbana.
Kemudian secara perlahan memakan jenis makanan dari jenis Chaetoceros dan diatom lainnya. Pada saat
dewasa kemudian dapat memakan jenis kombinasi makanan dari plankton dan bahan
organik. Menurut Moore dan Marshall (1967) dalam Shumway (1991) menyatakan
bahwa ketersediaan makanan sangat penting untuk kelangsungan hidup kerang simping.
2.5.
Reproduksi
Kerang
simping memiliki jenis kelamin terpisah (dioecious) dimana jantan dan betina
dapat dibedakan dengan melihat warna dari gonad (Campbell, 2006). gonad betina yang
matang kelamin berwarna oranye dan gonad jantan yang matang kelamin berwarna
putih. Pemijahan terjadi secara alami dengan melepaskan telurnya keluar,
kemudian fertilisasi terjadi secara alami di luar tubuh (fertilisasi
eksternal).
Simping Jantan (Placuna Placenta) Simping
Betina (Placuna
Placenta)
Kebanyakan
bivalvia mengalami kematangan seksual tergantung pada ukuran dan umur, selain
itu ukuran kematangan seksual tergantung dari spesies dan distribusi geografi
(Helm dan Bourne, 2004). Menurut Dharmaraj dkk. (2004) kerang simping akan
mencapai dewasa ketika berukuran 70-100 mm. Namun menurut Williams dan Babcock
(2005) kerang simping mulai mencapai kematangan pada ukuran 6 cm. Periode
pemijahan secara alami berbeda-beda. Pemijahan sangat dipengaruhi oleh faktor
fisika dan kimia perairan terutama temperatur. Beberapa spesies didaerah tropis
melakukan pemijahan sepanjang tahun (Helm dan Bourn, 2004).
2.6.
Habitat
Placuna sp.
merupakan jenis bivalvia yang menggali lubang pada substrat dengan menggunakan
kaki yang sangat panjang (Dharmaraj dkk., 2004).Placuna sp. merupakan hewan infauna yaitu hewan yang hidupnya
dengan cara menggali lubang pada substrat yang lunak dan halus butirannya.
Kerang
simping mendiami zona litoral, hidup di atas lumpur atau dasar lumpur berpasir
di teluk perairan dangkal. Ukuran yang besar terdapat di air yang paling dalam
terkubur dalam lumpur (Allan, 1962). Kerang ini dapat tumbuuh secara optimal
pada suhu24,5-30 °C, salinitas 18-38 ppt, PH 6,4-7,7 dan oksigen terlarut
2,5-5ppm (Campbell,2006). Mereka hidup di perairan dangkal dengan kedalaman
maksimum 80 meter, tetapi ada juga yang hidup pada kedalaman 50 meter. Di
daerah estuaria ada juga yang ditemukan pada kedalaman 1-2 meter pada saat air
pasang atau air surut terendah (Swennen, 2001). Placuna sp.Seringkali
ditemukan lokasi penyebaran simping
pada perairan dangkal di
pantai yang masih
memiliki hutan mangrove.
2.7.
Penyebaran
Jenis
kerang ini memiliki distribusi yang sangat luas, tersebar dari Laut India, Laut
Cina Selatan, Indo-Cina, Jepang, Philipina, Papua New Guinea, Indonesia dan
Australia (Poutiers, 1988 dalamCarpenter
and Niem, 2002).Shumway dan Parsons (2006), menyatakan bahwa terdapat lebih
dari 400 spesies di dalam family Pectinidae, yang umumnya disebut dengan scallops. Scallopstersebar diseluruh
perairan di dunia mulai dari perairan subtropis sampai perairan tropis.Distribusi populasi
simping juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Faktor yang paling
dominan mempengaruhi adalah suhu,
salinitas dan bahan tersuspensi serta bahan
organik (Darmaraj, 2004) dan
TSS serta kedalaman perairan (Brey and Clarke, 1993).
Genus
Placuna memiliki distribusi geografi terbatas di perairan tropis dan terutama
umumnya terdapat di Filipina (Allan, 1962). Selain itu kerang ini berlimpah di
Teluk Thailand dan Teluk Pattani (Swennen, 2001) serta beberapa di Teluk Aden,
India (Darmaraj, 2004), Semenanjung Malaya, pantai selatan China, Di Indonesia
kerang simping tersebar secara luas antara lain di Kenjeran (Jawa Timur),
Pasuruan (Jawa Timur), Demak (Jawa Tengah), Kupang (NTT), dan Tangerang
(Banten) (Pagcatipunan dkk., 1981).
Penyebaran dengan kelimpahan tertinggi umumnya didaerah yang bersubstrat
lumpur (muddy) (Seafdec, 2000).
2.8.
Komposisi gizi
Menurut Yudiati (2002),kandungan gizi
pada otot dan gonad kerangsimping yaitu :
·
otot (protein
72,4%,karbohidrat 12,1% danlemak 6,1%) dan
·
gonad (protein
61,6%, karbohidrat 19,5%danlemak 10,8%).
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kerang Simping kering memiliki nilai gizi yang
tinggi dengan :
·
kadar air: 16,47%-22,75%,
·
kadarabu: 3,25%-4,15%,
·
kadar protein: 63,89%-70,72%,
·
kadarlemak: 2,92%-4,96%, dan
·
kadarkarbohidrat: 3,46%-4,72%.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kerang simping merupakan
hewan invertebrata yang kosmoploit. Simping termasuk kelompok
biota invertebrate dengan cangkang yang
simetris yang dikenal
juga kelompok bivalvia
(memiliki dua cangkang). Terdapat 4 jenis simping lainnya
yang tersebar di perairan dunia. Kerang Simping merupakan hewan filter feederdengan makanan utama plankton
dan detritus organik. Kerang simping akan sedikit membuka cangkangnya untuk
melakukan makan dan respirasi kemudian arus air akan mengalir melalui cangkang
dan partikel makanan di saring dengan menggunakan insangnya yang besar. Kerang simping memiliki jenis kelamin terpisah
(dioecious) dimana jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat warna dari
gonad. Kerang simping mendiami zona litoral, hidup di atas lumpur atau dasar
lumpur berpasir, Seringkali
ditemukan lokasi penyebaran simping pada perairan
dangkal di pantai
yang masih memiliki
hutan mangrove.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar