|
PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
TERGENANG DI
WADUK CIWAKA
Martina
Sihombing
4443120722
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
2013
Abstrak
Praktikum ekologi perairan tergenang ini
merupakan praktikum pertama dari mata kuliah ekologi perairan. Tujuan praktikum
ini adalah mengidentifikasikan kondisi perairan tergenang melalui parameter
fisika, kimia dan biologi. Pada praktikum ini mengobservasi 3 substasiun yang
berbeda di waduk Ciwaka pada hari sabtu tanggal 05 Oktober 2013 pada pukul
07:30 WIB, masing – masing jaraknya kurang lebih 1 meter. Kedalaman di
substasiun pertama adalah 0,5 meter, di substasiun 2 adalah 0,38 meter, dan di
substasiun 3 adalah 0,7 meter. Dari ketiga substasiun tersebut, kami memperoleh
data terhadap parameter fisika berupa warna perairannya hijau, tipe substratnya
adalah lumpur, suhu air substasiun pertama adalah 29°C, substasiun kedua 28°C,
substasiun ketiga 30,5°C. Kecerahan di substasiun pertama yaitu 5,5 cm,
substasiun kedua 8 cm, substasiun ketiga 7,5 cm. Di tinjau dari parameter
kimia, diketahui bahwa pH air di perairan waduk Ciwaka adalah 7. Kemudian
ditinjau dari parameter biologi, pada semua substasiun diperoleh bentos berupa
kijing 6 buah, keong mas 2 buah dan tutut 2 buah.
Kata
kunci : Perairan tergenang, parameter
biologi, parameter fisika, dan parameter kimia.
LATAR
BELAKANG
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan
timbal balik antar organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu kajian dari
ekologi adalah ekosistem tempat organisme hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar
dalam ekologi) adalah suatu sistem yang di dalamnya terkandung komunitas hayati
dan saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik. Berdasarkan
salinitasnya ekosistem perairan di bedakan menjadi tiga, yaitu ekosistem
perairan air tawar, ekosistem perairan payau, dan ekosistem perairan laut (E.P.
Odum, 1998).
Di dalam prakikum ini berkaitan dengan ekosistem perairan
tawar. Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua yaitu perairan
mengalir (lotik water) dan perairan menggenang (lentik water). Perairan lotik
dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga
perpindahan massa air berlangsung terus menerus, contohnya antara lain sungai,
kali, kanal, parit dan lain lain. Arus tidak menjadi faktor pembatas utama bagi
biota yang hidup didalamnya. Contoh perairan lentik antara lain: waduk, danau,
kolam, telaga, situ rawa dan dan lain (Barus, 2000). Berdasarkan proses
pembentuknya, waduk dan kolam merupakan salah satu contoh ekosistem perairan
menggenang buatan, sedangkan situ, telaga dan rawa merupakan contoh dari
ekosistem alami. Perairan tawar menjadi habitat berbagai macam organisme
perairan seperti ikan, plankton, kelompok crustacea, alga, bivalvia,
gastropoda, amphibi dan lain lain.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengukur parameter fisika (warna perairan, kecerahan, tipe substrat, suhu,
dan kedalaman), parameter kimia (pH), parameter biologi (bentos, perifiton, dan
plankton).
KAJIAN
TEORI
Pengertian Perairan Tergenang
Ekositem perairan tergenang (lentik) merupakan suatu kondisi
ekosistem yang dicirikan oleh ketenangan air (lenis) yang terdapat dalam ekosistem
tersebut. Dapat juga diartikan sebagai suatu jenis ekosistem berair yang
kecepatan arusnya sudah berkurang, sehingga lumpur dan materi-materi lepas
cenderung mengendap didasar perairan yang menyebabkan dasarnya menjadi lunak,
sehingga tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton
dan beberapa plankton (Odum, 1971).
Ciri-ciri
ekosistem lentik antara lain arusnya stagnan (hampir tidak ada arus),
organismenya tidak terlalu membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu,
substrat dasar berupa lumpur halus, residence time-nya relatif lebih lama.
Selain itu juga pada ekosistem tergenang kadar oksigen yang terlarut tidak
terlalu besar karena keadaan arusnya yang tenang. Organisme yang mendiami
perairan tergenang cenderung beragam dan pH perairannya berkisar antara 6,0-7,0
(Odum, 1971).
Beberapa contoh ekosistem perairan tergenang antara lain
situ, danau, rawa, waduk, dan pasir hidup. Perairan tergenang merupakan contoh
dari suatu ekosistem dimana terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung.
Deskripsi Waduk Ciwaka
Waduk Ciwaka merupakan bangunan
peninggalan zaman Belanda yang pernah direhab Pemerintah Pusat pada tahun 1971.
Waduk Ciwaka yang berada di Kampung Tonjong, Desa Pengampelan, Kecamatan
Walantaka Kota Serang. Keberadaan Waduk Ciwaka dinilai sangat penting dalam
rangka turut menciptakan keseimbangan hidrologis atau tata air permukaan antara
lain bermanfaat untuk air irigasi, air baku domestik, pengendalian banjir dan
konservasi.
Parameter
Fisika
Warna
Perairan
Warna perairan adalah warna yang
secara visual yang dapat kita lihat dari sebuah perairan. Warna perairan dibagi
menjadi dua yaitu warna tampak dan warna asli. Warna tampak adalah warna dari
sebuah perairan yang disebabkan oleh partikel-partikel terlarut dan
tersuspensi. Sedangkan warna asli merupakan warna yang disebabkan oleh
bahan-bahan terlarut dari danau atau kondisi sekitar danau. Warna perairan
dipengaruhi oleh kedalaman. Biasanya jenis substrat juga mempengaruhi warna
perairan, dipinggir biasanya berwarna gelap atau keruh, sedangkan didaerah
tengah lebih terang. Semakin dalam suatu perairan maka semakin pekat warna
perairan (E. P. Odum, 1971).
Kecerahan
Dalam hal ini kecerahan merupakan
parameter fisika yang berhubungan dengan fotosintesis karena pengaruh penetrasi
cahaya yang masuk ke dalam waduk. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh
zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik
dibatasi oleh kedalaman (E. P. Odum, 1971).
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem
karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada
jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Daerah
perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.
Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti air
mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara
bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal.
Kedalaman
Kedalaman suatu ekosistem perairan
dapat bervariasi tergantung pada zona kedalaman dari suatu perairan tersebut,
semakin dalam perairan tersebut maka intensitas cahaya matahari yang masuk
semakin berkurang. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut
dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh
kedalaman.
Tipe Substrat
Tipe substrat pada perairan air
tawar biasanya berupa lumpur, pasir, dan batu. Substrat yang terlalu lunak
tidak cocok bagi bentos dan perifiton yang hidup di permukaan dan dalam dasar
perairan (E. P. Odum, 1996). Substrat berupa lumpur terjadi karena perpaduan
antara air dan tanah yang terdapat di dasar perairan dan hasil dari penguraian
oleh detrivor juga berupa lumpur.
Parameter
Kimia
Derajat
Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan
parameter kimia yang menunjukan salinitas atau drajat keasaman dari suatu
perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antar
6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda.
Larutan atau air dikatakan asam jika pH < 7, dikatakan basa jika pH > 7,
sedangkan jika pH = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang.
Parameter
Biologi
Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup
mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus.
Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air. Plankton
terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas
ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas
rotifera, cladocera, copepod. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan
untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan
aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber
energi yang dihasilkan oleh organisme lain. (Djarijah, 1995).
Perifiton
Perifiton merupakan hewan yang ukurannya
sangat kecil (mikroskopis) oleh karena itu, perifiton tidak dapat dilihat oleh
mata tanpa bantuan mikroskop. Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh
dan menempel pada objek yang tenggelam (E. P. Odum, 1998).
Bentos
Bentos merupakan organisme yang
melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan
makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit
seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap,
sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak
dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Dalam ekosistem perairan,
makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran
energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi (Montagna et
all, 1989).
Nekton
Nekton merupakan organisme yang
dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan demikian dapat
menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi, serangga air besar
dll (E. P. Odum, 1998).
Neuston
Organisme yang tinggal atau beristirahat
di atas permukaan air, yang pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan
arus (E. P. Odum, 1998).
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum lapangan ekologi
perairan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 5 Oktober 2013 pukul 09.00
WIB - 12.00 WIB yang bertempat di Waduk Ciwaka, Walantaka, Kota Serang. Serta
praktikum laboratorium pada hari jumat tanggal 11 Oktober 2013 pada pukul 09.00
WIB – 11.00 WIB di laboratorium BDP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, UNTIRA,
Serang.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%, aquades,
secchi disk, transek kuadrat, paralon/ tongkat berskala, pisau/ cutter,
saringan kasar dan halus, ember, termometer, botol film, plastik, kertas label
dan spidol permanen, kertas pH, botol sample 1 liter.
Cara
kerja
1.
Penentuan stasiun pengamatan
Setiap
lokasi terdapat tiga substasiun yang harus diambil sampel dan diamati.
Substasiun pertama terletak di pinggir situ dengan ukuran 1 m x 1 m yang
dibatasi dengan transek kuadrat. Untuk substasiun kedua letaknya 1 m x 1 m
lebih menjorok ke tengah situ dari stasiun pertama. Substasiun ketiga
ditentukan dengan jalan menggeser transek kuadrat sejauh 1 m dari stasiun
kedua.
2. Parameter Fisika
a. Warna Perairan
Warna perairan ditentukan secara
visual.
b.
Kecerahan
Kecerahan
perairan di ukur pada setiap substasiun dan pengulangan dilakukan sebanyak 3x.
Cara pengukurannya adalah dengan membenamkan secchi disk ke dalam air di sub
stasiun yang diinginkan, kemudian dilihat pada kedalaman berapa secchi disk
tidak tampak dan kedalaman berapa secchi disk di tarik perlahan ke atas.
Langkah terakhir adalah menghitung kecerahannya dengan rumus . D1 adalah kedalaman saat secchi disk hilang. D2 merupakan
kedalaman saat secchi disk tampak lagi.
c. Suhu
Suhu
perairan diukur dengan langkah yang hampir sama dengan mengukur kecerahan.
Pengukuran di lakukan dengan mencelupkan thermometer selama 15 menit lalu di
lihat dan di catat hasilnya.
d. Kedalaman
Pengukuran
kedalaman perairan dilakukan ditiap substasiun. Caranya yaitu dengan
mencelupkan paralon 2 m yang berskala 3 inci ke dalam air sampai menyentuh
dasar waduk. Setelah tercelup sampai dasar, dilihat pada skala yang ada di
paralon berapa ketinggian / kedalaman airnya lalu dicatat.
e. Tipe
Substrat
Tipe
substrat diketahui dengan cara pengambilan beberapa substrat yang terdapat di
tiap stasiun dan diamati tipe substratnya.
3.
Parameter Kimia
Dalam
mengukur pH kita dapat menggunakan pH stick, dengan cara mencelupkan pH stick
tersebut ke dalam air sungai di area transek kuadraat, lalu cocokkan warna pH
stik yang telah dicelupkan dengan warna yang ada pada kotak pH stick.
Catat hasilnya.
4.
Parameter Biologi
a. Plankton
Dalam
pengambilan plankton, alat yang digunakan adalah ember volume 5 liter serta
planktonet yang ujungnya telah diikat dengan botol film, dan beberapa buah
botol film. Langkah awal dalam pengambilan plankton adalah ambil air dengan
menggunakan ember volume 5 liter dan tuangkan kedalam planktonet sebanyak 20
kali atau volume ember mencapai 100 liter.setelah itu lepaskan botol filem dari
plankton net dan tutup kembali.
b. Perifiton
Langkah
dalam pengambilan perifiton adalah dengan mengambil media yang terdapat di
dasar situ., seperti (batu, plastik, daun, dan benda lain yang sudah terbenam).
Kemudian, kerik media atau substrat yang di dapat dengan luas kerikan 2×2.
Kemudian masukkan hasil kerikan ke dalam botol film dan di beri air. Ambil
sampel perifiton sebanyak tiga kali di setiap stasiun.
c. Bentos
Bentos
diambil dengan mengunakan pipa paralon 3 inchi pada setiap substasiun pada
setiap titik yang telah ditentukan, kemudian paralon diangkat dan substrat yang
masuk ke paralon dituang untuk disaring menggunakan saringan kasar. Hasil
saringan kasar disaring lagi menggunakan saringan halus. Lalu dilihat apakah
ada bentos yang terdapat pada hasil penyaringan. Jika ada dimasukkan ke dalam
botol dan diawetkan dengan alkohol. Saat pengamatan di laboratorium lakukan
perhitungan bentos.
Hasil Foto
Hasil Observasi
Parameter
Fisika
|
Suhu
|
29
|
28
|
30,5
|
Kecerahan
|
5,5
|
8
|
7,5
|
|
Kedalaman
|
0,5 m
|
0,38 m
|
0,7 m
|
|
Warna
|
hijau
|
kecoklatan
|
kecoklatan
|
|
Tipe Subtrat
|
lumpur
|
lumpur
|
lumpur
|
|
Parameter Kimia
|
pH
|
7
|
7
|
7
|
Hasil
Perhitungan Bentos
Stasiun
|
Sampel
|
Panjang (cm)
|
Lebar (cm)
|
Panjang Lubang (cm)
|
Panjang Ulir (cm)
|
Jumlah Ulir
|
1
|
Kijing
1
|
9,5
|
9
|
|||
Kijing
2
|
8
|
7
|
||||
Keong
Mas
|
0,8
|
1,5
|
5
|
|||
2
|
Kijing
|
7
|
8
|
|||
Keong
Mas
|
1
|
2
|
3
|
|||
3
|
Kijing
1
|
11,5
|
3
|
|||
Kijing
2
|
11
|
8
|
||||
Keong
Mas
|
1
|
2
|
3
|
Hasil
Praktikum Laboratorium
Parameter Biologi:
·
Bentos:
1. Kijing
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Pelecypoda
Ordo : Eulamekibranchiata
Famili : Unionidae
Genus : Pilsbryconcha
Spesies : Plisbryconvha exilis
2. Keong Mas
Kindom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Archetinaenioglossa
Family : Scolioidea
Genus : Pomacea
Spesies : Pomacea canaliculata
·
Perifiton
Kingdom : Plantae
Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophycea
Ordo : Zygmematales
Famili : Desmidiacea
Genus : Closterium
Spesies : Closterium
Sp.
·
Plankton:
1.
Rhizosolenia
Kingdom : Plantae
Filum :
Bacillariophyta
Kelas :
Bacillariophyceae
Ordo :
Centrales
Famili :
Rhizosoleniaceae
Genus :
Rhizosolenia
Spesies :Rhizosolenia
clevei
2.
Nanochloropsis
Kingdom : Chromista
Filum :
Heterokonta
Kelas :
Eustigmatophyceae
Ordo :
Bacillariophydae
Family :
Bacillariophyceae
Genus :
Nannochloropsis
Spesies : Nannochloropsis Sp.
Pembahasan
Hasil praktikum atau observasi
lapangan didapatkan, kedalaman di substasiun pertama adalah 0,5 meter, di
substasiun 2 adalah 0,38 meter, dan di substasiun 3 adalah 0,7 meter. Dari
ketiga substasiun tersebut, kami memperoleh data terhadap parameter fisika
berupa warna perairannya hijau, tipe substratnya adalah lumpur, suhu air
substasiun pertama adalah 29°C, substasiun kedua 28°C, substasiun ketiga
30,5°C. Kecerahan di substasiun pertama yaitu 5,5 cm, substasiun kedua 8 cm,
substasiun ketiga 7,5 cm. Di tinjau dari parameter kimia, diketahui bahwa pH
air di perairan waduk Ciwaka adalah 7. Kemudian ditinjau dari parameter
biologi, pada semua substasiun diperoleh bentos berupa kijing 6 buah, keong mas
2 buah dan tutut 2 buah.
Hasil praktikum laboratorium
ditinjau dari parameter biologi didapatkan plankton yaitu Rhizosolenia clevei dan Nannochloropsis
Sp. Adapun bentos yaitu Kijing (Plisbryconvha
exilis), keong mas (Pomacea
canaliculata) dan perifiton yaitu Closterium
Sp. Dari parameter yang didapat pada bentos dilakukan perhitungan seperti
panjang, lebar, banyaknya ulir pada keong mas, dan panjang ulirnya.
Kesimpulan
Di
dalam prakikum ini berkaitan dengan ekosistem perairan tawar. Ekositem perairan tergenang merupakan
suatu kondisi ekosistem yang dicirikan oleh ketenangan air yang terdapat dalam
ekosistem tersebut. Dalam praktikum lapangan saya dapat mengetahui bagaimana
karakteristik ekosistem perairan tergenang juga makhluk jenis apa saja yang
dapat hidup di dalamnya. Batasan-batasan ekosistem perairan yaitu parameter
kimia, parameter fisika, parameter biolog
DAFTAR PUSTAKA
Arfiati, Diana. 2009. Strategi Peningkatan Kualitas
Sumberdaya pada Ekosistem Perairan Tawar. UniversitasBrawijaya:Malang.
Asmawi, Suhaili. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam
Keramba. Penerbit PT. Gramedia: Jakarta.
Brotowidjoyo, M. D, Djoko T. dan Eko M. 1995.
Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty: Yogyakarta.
Closs, G, Barbara D and Andrew B. 2004. Freshwater
Ecology. Blackwell Publishing: Australia.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius:
Yogyakarta.
Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. LPPM.
Universitas Kristen Petra : Surabaya
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah
Mada University. Press: Yogyakarta.
Resosoedarmo, S, Kuswara K dan Aprilani S. 1992.
Pengantar Ekologi. Penerbit PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Romimohtarto, K dan Juwana S. 1998. Biologi Laut
Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta.
Sekarwangi, Dewi. 2009. Ekologi Umum. http://biologi_stanerb.web.id/blog/ekologi-umum.
diakses tanggal 9 Desember 2009 pukul 19.00 WIB.
Sudaryanti, S dan Wijarni. 2006. Biomonitoring.
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya: Malang.
Sutrisno, C. T dan Eni, S. 2004. Teknologi
Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta: Jakarta.
Syaftrianto, Irmawan. 2009. Ekosistem Kolam.
http://pustaka.ut.ac.id/pustaka/ diakses tanggal 9 Desember 2009 pukul 19.00
WIB.
Syafei, S. Djaja, M. F. R. Dhaidjo, Ridwan Affandi,
Murmanti Brojo, Sulistioro. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayati: IPB.
Wirawan, Indra. 1995. Limnology. Jurusan Perikanan
Universitas Dr. Soetomo: Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar