Rabu, 18 Desember 2013

Laporan Praktikum Ekosistem Tergenang - Waduk Ciwaka



Serang, 05 Oktober 2013
Praktikum Ekologi Perairan
 
  
PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN TERGENANG DI
WADUK CIWAKA

Martina Sihombing
4443120722

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013

Abstrak
Praktikum ekologi perairan tergenang ini merupakan praktikum pertama dari mata kuliah ekologi perairan. Tujuan praktikum ini adalah mengidentifikasikan kondisi perairan tergenang melalui parameter fisika, kimia dan biologi. Pada praktikum ini mengobservasi 3 substasiun yang berbeda di waduk Ciwaka pada hari sabtu tanggal 05 Oktober 2013 pada pukul 07:30 WIB, masing – masing jaraknya kurang lebih 1 meter. Kedalaman di substasiun pertama adalah 0,5 meter, di substasiun 2 adalah 0,38 meter, dan di substasiun 3 adalah 0,7 meter. Dari ketiga substasiun tersebut, kami memperoleh data terhadap parameter fisika berupa warna perairannya hijau, tipe substratnya adalah lumpur, suhu air substasiun pertama adalah 29°C, substasiun kedua 28°C, substasiun ketiga 30,5°C. Kecerahan di substasiun pertama yaitu 5,5 cm, substasiun kedua 8 cm, substasiun ketiga 7,5 cm. Di tinjau dari parameter kimia, diketahui bahwa pH air di perairan waduk Ciwaka adalah 7. Kemudian ditinjau dari parameter biologi, pada semua substasiun diperoleh bentos berupa kijing 6 buah, keong mas 2 buah dan tutut 2 buah.

Kata kunci : Perairan tergenang, parameter biologi, parameter fisika, dan parameter kimia.

LATAR BELAKANG

            Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan timbal balik antar organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu kajian dari ekologi adalah ekosistem tempat organisme hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi) adalah suatu sistem yang di dalamnya terkandung komunitas hayati dan saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik. Berdasarkan salinitasnya ekosistem perairan di bedakan menjadi tiga, yaitu ekosistem perairan air tawar, ekosistem perairan payau, dan ekosistem perairan laut (E.P. Odum, 1998).  
            Di dalam prakikum ini berkaitan dengan ekosistem perairan tawar. Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua yaitu perairan mengalir (lotik water) dan perairan menggenang (lentik water). Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus menerus, contohnya antara lain sungai, kali, kanal, parit dan lain lain. Arus tidak menjadi faktor pembatas utama bagi biota yang hidup didalamnya. Contoh perairan lentik antara lain: waduk, danau, kolam, telaga, situ rawa dan dan lain (Barus, 2000). Berdasarkan proses pembentuknya, waduk dan kolam merupakan salah satu contoh ekosistem perairan menggenang buatan, sedangkan situ, telaga dan rawa merupakan contoh dari ekosistem alami. Perairan tawar menjadi habitat berbagai macam organisme perairan seperti ikan, plankton, kelompok crustacea, alga, bivalvia, gastropoda, amphibi dan lain lain.
            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur parameter fisika (warna perairan, kecerahan, tipe substrat, suhu, dan kedalaman), parameter kimia (pH), parameter biologi (bentos, perifiton, dan plankton).

KAJIAN TEORI

Pengertian Perairan Tergenang
Ekositem perairan tergenang (lentik) merupakan suatu kondisi ekosistem yang dicirikan oleh ketenangan air (lenis) yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Dapat juga diartikan sebagai suatu jenis ekosistem berair yang kecepatan arusnya sudah berkurang, sehingga lumpur dan materi-materi lepas cenderung mengendap didasar perairan yang menyebabkan dasarnya menjadi lunak, sehingga tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan beberapa plankton (Odum, 1971).
Ciri-ciri ekosistem lentik antara lain arusnya stagnan (hampir tidak ada arus), organismenya tidak terlalu membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat dasar berupa lumpur halus, residence time-nya relatif lebih lama. Selain itu juga pada ekosistem tergenang kadar oksigen yang terlarut tidak terlalu besar karena keadaan arusnya yang tenang. Organisme yang mendiami perairan tergenang cenderung beragam dan pH perairannya berkisar antara 6,0-7,0 (Odum, 1971).
Beberapa contoh ekosistem perairan tergenang antara lain situ, danau, rawa, waduk, dan pasir hidup. Perairan tergenang merupakan contoh dari suatu ekosistem dimana terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung.

Deskripsi Waduk Ciwaka
            Waduk Ciwaka merupakan bangunan peninggalan zaman Belanda yang pernah direhab Pemerintah Pusat pada tahun 1971. Waduk Ciwaka yang berada di Kampung Tonjong, Desa Pengampelan, Kecamatan Walantaka Kota Serang. Keberadaan Waduk Ciwaka dinilai sangat penting dalam rangka turut menciptakan keseimbangan hidrologis atau tata air permukaan antara lain bermanfaat untuk air irigasi, air baku domestik, pengendalian banjir dan konservasi.

Parameter Fisika
Warna Perairan
            Warna perairan adalah warna yang secara visual yang dapat kita lihat dari sebuah perairan. Warna perairan dibagi menjadi dua yaitu warna tampak dan warna asli. Warna tampak adalah warna dari sebuah perairan yang disebabkan oleh partikel-partikel terlarut dan tersuspensi. Sedangkan warna asli merupakan warna yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut dari danau atau kondisi sekitar danau. Warna perairan dipengaruhi oleh kedalaman. Biasanya jenis substrat juga mempengaruhi warna perairan, dipinggir biasanya berwarna gelap atau keruh, sedangkan didaerah tengah lebih terang. Semakin dalam suatu perairan maka semakin pekat warna perairan (E. P. Odum, 1971).
Kecerahan
            Dalam hal ini kecerahan merupakan parameter fisika yang berhubungan dengan fotosintesis karena pengaruh penetrasi cahaya yang masuk ke dalam waduk. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman (E. P. Odum, 1971).
Suhu
            Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.  Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu  tertentu. Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya. Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal.
Kedalaman
            Kedalaman suatu ekosistem perairan dapat bervariasi tergantung pada zona kedalaman dari suatu perairan tersebut, semakin dalam perairan tersebut maka intensitas cahaya matahari yang masuk semakin berkurang. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Tipe Substrat
            Tipe substrat pada perairan air tawar biasanya berupa lumpur, pasir, dan batu. Substrat yang terlalu lunak tidak cocok bagi bentos dan perifiton yang hidup di permukaan dan dalam dasar perairan (E. P. Odum, 1996). Substrat berupa lumpur terjadi karena perpaduan antara air dan tanah yang terdapat di dasar perairan dan hasil dari penguraian oleh detrivor juga berupa lumpur.
Parameter Kimia
Derajat Keasaman (pH)
            Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau drajat keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda. Larutan atau air dikatakan asam jika pH < 7, dikatakan basa jika pH > 7, sedangkan jika pH = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang.

Parameter Biologi
Plankton
            Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air. Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera, cladocera, copepod. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain. (Djarijah, 1995).
Perifiton
            Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis) oleh karena itu, perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop. Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek yang tenggelam (E. P. Odum, 1998).
Bentos
            Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Dalam ekosistem perairan, makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi (Montagna et all, 1989).
Nekton
            Nekton merupakan organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi, serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).
Neuston
            Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktikum lapangan ekologi perairan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 5 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB - 12.00 WIB yang bertempat di Waduk Ciwaka, Walantaka, Kota Serang. Serta praktikum laboratorium pada hari jumat tanggal 11 Oktober 2013 pada pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB di laboratorium BDP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, UNTIRA, Serang.
Alat dan Bahan
            Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%, aquades, secchi disk, transek kuadrat, paralon/ tongkat berskala, pisau/ cutter, saringan kasar dan halus, ember, termometer, botol film, plastik, kertas label dan spidol permanen, kertas pH, botol sample 1 liter.
Cara kerja
1. Penentuan stasiun pengamatan
        Setiap lokasi terdapat tiga substasiun yang harus diambil sampel dan diamati. Substasiun pertama terletak di pinggir situ dengan ukuran 1 m x 1 m yang dibatasi dengan transek kuadrat. Untuk substasiun kedua letaknya 1 m x 1 m lebih menjorok ke tengah situ dari stasiun pertama. Substasiun ketiga ditentukan dengan jalan menggeser transek kuadrat sejauh 1 m dari stasiun kedua.

2. Parameter Fisika
a. Warna Perairan
Warna perairan ditentukan secara visual.

b. Kecerahan
Kecerahan perairan di ukur pada setiap substasiun dan pengulangan dilakukan sebanyak 3x. Cara pengukurannya adalah dengan membenamkan secchi disk ke dalam air di sub stasiun yang diinginkan, kemudian dilihat pada kedalaman berapa secchi disk tidak tampak dan kedalaman berapa secchi disk di tarik perlahan ke atas. Langkah terakhir adalah menghitung kecerahannya dengan rumus . D1 adalah kedalaman saat secchi disk hilang. D2 merupakan kedalaman saat secchi disk tampak lagi.
c. Suhu
Suhu perairan diukur dengan langkah yang hampir sama dengan mengukur kecerahan. Pengukuran di lakukan dengan mencelupkan thermometer selama 15 menit lalu di lihat dan di catat hasilnya.
d. Kedalaman
Pengukuran kedalaman perairan dilakukan ditiap substasiun. Caranya yaitu dengan mencelupkan paralon 2 m yang berskala 3 inci ke dalam air sampai menyentuh dasar waduk. Setelah tercelup sampai dasar, dilihat pada skala yang ada di paralon berapa ketinggian / kedalaman airnya lalu dicatat.
e. Tipe Substrat
Tipe substrat diketahui dengan cara pengambilan beberapa substrat yang terdapat di tiap stasiun dan diamati tipe substratnya.
3. Parameter Kimia
Dalam mengukur pH kita dapat menggunakan pH stick, dengan cara mencelupkan pH stick tersebut ke dalam air sungai di area transek kuadraat, lalu cocokkan warna pH stik yang telah dicelupkan  dengan warna yang ada pada kotak pH stick. Catat hasilnya.

4. Parameter Biologi
a.     Plankton
Dalam pengambilan plankton, alat yang digunakan adalah ember volume 5 liter serta planktonet yang ujungnya telah diikat dengan botol film, dan beberapa buah botol film. Langkah awal dalam pengambilan plankton adalah ambil air dengan menggunakan ember volume 5 liter dan tuangkan kedalam planktonet sebanyak 20 kali atau volume ember mencapai 100 liter.setelah itu lepaskan botol filem dari plankton net dan tutup kembali.
b.     Perifiton
Langkah dalam pengambilan perifiton adalah dengan mengambil media yang terdapat di dasar situ., seperti (batu, plastik, daun, dan benda lain yang sudah terbenam). Kemudian, kerik media atau substrat yang di dapat dengan luas kerikan 2×2. Kemudian masukkan hasil kerikan ke dalam botol film dan di beri air. Ambil sampel perifiton sebanyak tiga kali di setiap stasiun.
c.     Bentos 
              Bentos diambil dengan mengunakan pipa paralon 3 inchi pada setiap substasiun pada setiap titik yang telah ditentukan, kemudian paralon diangkat dan substrat yang masuk ke paralon dituang untuk disaring menggunakan saringan kasar. Hasil saringan kasar disaring lagi menggunakan saringan halus. Lalu dilihat apakah ada bentos yang terdapat pada hasil penyaringan. Jika ada dimasukkan ke dalam botol dan diawetkan dengan alkohol. Saat pengamatan di laboratorium lakukan perhitungan bentos.
Hasil Foto
  
Hasil Observasi                     
Parameter Fisika
Suhu
29
28
30,5
Kecerahan
5,5
8
7,5
Kedalaman
0,5 m
0,38 m
0,7 m
Warna
hijau
kecoklatan
kecoklatan
Tipe Subtrat
lumpur
lumpur
lumpur
Parameter Kimia
pH
7
7
7

Hasil Perhitungan Bentos    
Stasiun
Sampel
Panjang (cm)
Lebar (cm)
Panjang Lubang (cm)
Panjang Ulir (cm)
Jumlah Ulir
1
Kijing 1
9,5
9



Kijing 2
8
7



Keong Mas


0,8
1,5
5
2
Kijing
7
8



Keong Mas


1
2
3
3
Kijing 1
11,5
3



Kijing 2
11
8



Keong Mas


1
2
3



Hasil Praktikum Laboratorium
            Parameter Biologi:
·         Bentos:     
1.      Kijing


Kingdom         : Animalia
Filum               : Moluska
Kelas               : Pelecypoda
Ordo                : Eulamekibranchiata
Famili              : Unionidae
Genus              : Pilsbryconcha
Spesies            : Plisbryconvha exilis
2. Keong Mas
Kindom           : Animalia
Filum               : Moluska
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Archetinaenioglossa
Family             : Scolioidea
Genus              : Pomacea
Spesies            : Pomacea canaliculata
·         Perifiton
Kingdom   : Plantae
Filum         : Chlorophyta
Kelas         : Chlorophycea
Ordo          : Zygmematales
Famili        : Desmidiacea
Genus        : Closterium
Spesies      : Closterium Sp.

·         Plankton:
1.      Rhizosolenia
Kingdom         : Plantae
Filum               : Bacillariophyta
Kelas               : Bacillariophyceae
Ordo                : Centrales
Famili              : Rhizosoleniaceae
Genus              : Rhizosolenia
Spesies            :Rhizosolenia clevei
2.      Nanochloropsis
Kingdom         : Chromista
Filum               : Heterokonta
Kelas               : Eustigmatophyceae
Ordo                : Bacillariophydae
Family             : Bacillariophyceae
Genus              : Nannochloropsis
Spesies            : Nannochloropsis Sp.


Pembahasan
            Hasil praktikum atau observasi lapangan didapatkan, kedalaman di substasiun pertama adalah 0,5 meter, di substasiun 2 adalah 0,38 meter, dan di substasiun 3 adalah 0,7 meter. Dari ketiga substasiun tersebut, kami memperoleh data terhadap parameter fisika berupa warna perairannya hijau, tipe substratnya adalah lumpur, suhu air substasiun pertama adalah 29°C, substasiun kedua 28°C, substasiun ketiga 30,5°C. Kecerahan di substasiun pertama yaitu 5,5 cm, substasiun kedua 8 cm, substasiun ketiga 7,5 cm. Di tinjau dari parameter kimia, diketahui bahwa pH air di perairan waduk Ciwaka adalah 7. Kemudian ditinjau dari parameter biologi, pada semua substasiun diperoleh bentos berupa kijing 6 buah, keong mas 2 buah dan tutut 2 buah.
            Hasil praktikum laboratorium ditinjau dari parameter biologi didapatkan plankton yaitu Rhizosolenia clevei dan Nannochloropsis Sp. Adapun bentos yaitu Kijing (Plisbryconvha exilis), keong mas (Pomacea canaliculata) dan perifiton yaitu Closterium Sp. Dari parameter yang didapat pada bentos dilakukan perhitungan seperti panjang, lebar, banyaknya ulir pada keong mas, dan panjang ulirnya.

Kesimpulan
            Di dalam prakikum ini berkaitan dengan ekosistem perairan tawar. Ekositem perairan tergenang merupakan suatu kondisi ekosistem yang dicirikan oleh ketenangan air yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Dalam praktikum lapangan saya dapat mengetahui bagaimana karakteristik ekosistem perairan tergenang juga makhluk jenis apa saja yang dapat hidup di dalamnya. Batasan-batasan ekosistem perairan yaitu parameter kimia, parameter fisika, parameter biolog

DAFTAR PUSTAKA

Arfiati, Diana. 2009. Strategi Peningkatan Kualitas Sumberdaya pada Ekosistem Perairan Tawar. UniversitasBrawijaya:Malang.
Asmawi, Suhaili. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Penerbit PT. Gramedia: Jakarta.
Brotowidjoyo, M. D, Djoko T. dan Eko M. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty: Yogyakarta.
Closs, G, Barbara D and Andrew B. 2004. Freshwater Ecology. Blackwell Publishing: Australia.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius: Yogyakarta.
Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. LPPM. Universitas Kristen Petra : Surabaya
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University. Press: Yogyakarta.
Resosoedarmo, S, Kuswara K dan Aprilani S. 1992. Pengantar Ekologi. Penerbit PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Romimohtarto, K dan Juwana S. 1998. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta.
Sekarwangi, Dewi. 2009. Ekologi Umum. http://biologi_stanerb.web.id/blog/ekologi-umum. diakses tanggal 9 Desember 2009 pukul 19.00 WIB.
Sudaryanti, S dan Wijarni. 2006. Biomonitoring. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya: Malang.
Sutrisno, C. T dan Eni, S. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta: Jakarta.
Syaftrianto, Irmawan. 2009. Ekosistem Kolam. http://pustaka.ut.ac.id/pustaka/ diakses tanggal 9 Desember 2009 pukul 19.00 WIB.
Syafei, S. Djaja, M. F. R. Dhaidjo, Ridwan Affandi, Murmanti Brojo, Sulistioro. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati: IPB.
Wirawan, Indra. 1995. Limnology. Jurusan Perikanan Universitas Dr. Soetomo: Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar