Rabu, 05 November 2014

Laporan Rekayasa Proses - Uji Organleptik Dendeng Ikan Nila

logo-faperta-color-kementerian-dikbud.gif                                                            Praktikum Rekayasa Proses ke-1
Rabu, 15  Oktober 2014

UJI ORGANOLEPTIK DENDENG IKAN NILA
Martina Sihombing
4443120722

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
 


ABSTRACT
Practicum Process Engineering of jerky tilapia oraganoleptik test is the first practicum held on Wednesday, October 15, 2014 at 10:00 to 12:00 pm at the Laboratory TPHP Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, University of Sultan Agung Tirtayasa, Serang, Banten. Practicum is aimed to determine the manner or method of organoleptic test and organoleptic tests on fish fillet with garlic treatment concentration or no real effect on organoleptic parameters. The tools used in this lab include a frying pan, container, stationery, and 20 panelists and 2 people watching. Materials used are jerky tilapia, white water, and label

Keywords       : Jerky, Tilapia, Traditional
ABSTRAK
Praktikum Rekayasa Proses tentang uji oraganoleptik dendeng ikan nila ini adalah praktikum pertama yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2014 pada pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten. Praktikum ini bertujuan untuk untuk mengetahui cara atau metode uji organoleptik dan uji organoleptik pada dendeng ikan dengan perlakuan konsentrasi bawang putih berpengaruh nyata atau tidak pada parameter uji organoleptik. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain penggorengan, wadah, alat tulis, dan 20 panelis serta 2 orang yang mengawasi. Bahan yang digunakan adalah dendeng ikan nila, air putih, dan label

Kata Kunci    :  Dendeng, Nila, Tradisional


PENDAHULUAN
            Ikan merupakan sumber gizi hewani utama dan diperoleh dari daging ikan segar, maupun daging ikan yang telah diawetkan dengan metode tradisional maupun modern. Daging ikan mengandung unsur -unsur gizi seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Unsur-unsur gizi tersebut merupakan sumber kalori, zat pembangun, zat pengganti sel dan jaringan tubuh yang rusak serta membantu pengaturan organ tubuh (Hadiwiyoto, 1993).
            Pada praktikum mata kuliah Rekayasa Proses hal-hal mengenai mutu ataupun kualitas dari mutu produk di uji organoleptik. Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan sapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap nilai/tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif.
            Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui cara atau metode uji organoleptik dan uji organoleptik pada dendeng ikan dengan perlakuan konsentrasi bawang putih berpengaruh nyata atau tidak pada parameter uji organoleptik.

TINJAUAN PUSTAKA
            Diantara jenis-jenis ikan air tawar yang sekarang sedang dikembangkan dan dibudidayakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Hal ini disebabkan karena ikan ini mudah hidup, cepat perkembangbikannya, dagingnya berwarna putih dan rasanya cukup gurih. Cara pengolahan yang dapat dikembangkan terhadap ikan tersebut adalah pengolahan dendeng ikan. Salah satu upaya untuk mengawetkan ikan ilah dengan cara membuat dendeng ikan. Dendeng ikan merupakan makanan tradisional (local) yang dibuat melalu proses pengolahan dan pengawetan. Dendeng ikan ini merupakan produk diversifikasi pengolahan ikan yang merupakan salah satu macam makanan hasil olahan daging ikan secara tradisional, yang tergolong dalam bahan makanan semi basah (intermediate moisture food), dengan kadar air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah berkisar antara 15-50% (Margono, 2000). Dendeng ikan dapat dijadikan sebagai penunjang ketahanan pangan nasional.
            Pengolahan dan pengawetan pada dendeng ikan dilakukan dengan cara melalui penambahan bumbu dan pengeringan. Penambahan bumbu selain bertujuan untuk mengolah ikan sehingga dapat meningkatkan citarasa tetapi juga berperan sebagai pengawet karena dalam bumbu tersebut terdapat komponen bumbu yang mengandung senyawa antimikroba seperti bawang putih, garam, dan gula. Garam dan gula selain menambah citarasa juga dapat berperan untuk mengurangi kadar air dalam ikan. Pengeringan juga merupakan proses pengurangan kadar air dalam dendeng ikan dengan mengeluarkan sebagaian air yang terkandung dalam dendeng ikan tersebut melalui metode penguapan menggunakan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada dendeng ikan tidak dapat tumbuh lagi (Adawyah, 2006).
Ikan nila mempunyai mulut dengan letajnya terminal, garis rusuk terputus menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk sisik stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garsi tegak lurus. Sebagian besar tubuh ikan ditutupi oleh lapisan kulit dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian muka sisik menutupi oleh sisik yang lain (Santoso, 1996). Klasifikasi ikan nila yaitu:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Osteichtyes
Ordo                : Percomorphii
Famili              : Chiclidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis niloticus
            Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan sapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap nilai/tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif.
            Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau penilaian suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau pengukuran instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif hasilnya sangat ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diuku. Demikian pula karena pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini disebut juga pengukuran atau penilaian subyektif atau penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Rangsangan yang didapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis.

METODOLOGI
            Praktikum Rekayasa Proses tentang uji organoleptik dendeng ikan nila ini adalah praktikum pertama yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2014 pada pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain penggorengan, wadah, alat tulis, dan 20 panelis serta 2 orang yang mengawasi. Bahan yang digunakan adalah dendeng ikan nila, air putih, dan label
Untuk prosedur kerja praktikum ini yaitu pertama-tama siapkan alat dan bahan uang ingin digunakan. Ikan dendeng ikan yang dilakukan perlakuan konsentrasi bawang putih 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; 2,5% digoreng menggunakan penggorengan hingga matang dengan warna kecoklatan, setelah itu letakkan dendeng ikan yang sudah matang di wadah dan diberi label a, b, c, d, e, dan f secara acak dan hanya 2 orang pengawas yang tahu kode dari label tersebut. Siapkan 20 orang panelis yang akan menilai atau menguji dari parameter kenampakan, aroma, tekstur, dan rasa. Rentangan nilai pengujian yaitu 1-5 dimana, 1 itu berarti sangat tidak suka, 2 adalah tidak suka, 3 adalah netral, 4 adalah suka dan 5 adalah sangat suka. Dari hasil uji organoleptik 20 orang panelis tadi, datanya diolah ke dalam spss dan dibuat grafik mean rank serta dijabarkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Grafik 1. Dari hasil data uji organoleptik terhadap dendeng ikan nila dapat diaplikasikan pada histogram grafik tersebut:
            Hasil uji organoleptik terhadap kenampakan, aroma, tekstur, rasa pada dendeng ikan nila terdapat pada tabel anova perlakuan konsentrasi bawang putih berpengaruh nyata terhadap parameter tekstur dari ikan dendeng dengan sig=0,037 yang < 0,05. Pada parameter kenampakan, aroma, maupun rasa perlakuan konsentrasi bawang putih tidak berpengaruh nyata sig>0,05. Karena salah satu parameter organoleptik terdapat yang berpengaruh nyata maka perlu adanya uji lanjut yaitu dengan uji Duncan.
            Dari hasil uji Duncan, parameter kenampakan perlakuan yang terbaik ilah pada konsentrasi bawang putih 0,5% dan yang paling rendah yaitu konsentrasi bawang putih 2,5%. Sedangkan, pada perlakuan 2%; 0%; 1% dan 1,5% tingkat kesukaan terhadap kenampakannya sama. Dalam hal ini bawang putih dengan konsentrasi 0,5% sangat disukai oleh panelis.
            Uji Duncan pada parameter aroma memiliki nilai yang berbeda-beda tiap konsentrasi. Pada konsentrasi bawang putih 0% aroma dendeng ikan sangat disukai oleh para panelis. Untuk hasil uji Duncan parameter tekstur yang paling disukai oleh panelis yaitu dendeng ikan dengan konsentrasi bawang putih 0% yang menunjukkan nilai yang paling tertinggi dibanding parameter lainnya, pada tabel uji Duncan, perlakuan 1% dan 1,5% memiliki nilai yang sama dari para panelis.
            Dari parameter rasa, panelis sangat menyukai dendeng ikan dengan konsentrasi bawang putih 2% dan sangat tidak menyukai dengdeng ikan dengan konsentrasi bawang putih 2,5%. Pada parameter rasa, semua perlakuan berbeda-beda dimana tidak ada rasa yang sama. Dari hasil uji Duncan keempat parameter tersebut, terdapat satu perlakuan konsentrasi bawang putih yang menguasai 2 parameter yaitu konsentrasi 0% unggul di parameter aroma dan tekstur.

KESIMPULAN DAN SARAN
            Dari praktikum tentang uji organoleptik dendeng ikan nila dapat disimpulkan bahwa pada uji ini dendeng ikan yang sangat disukai panelis yaitu konsentrasi bawang putih 0% yaitu unggul pada parameter aroma dan rasa, ini menunjukkan bahwa bawang putih tidak berpengaruh nyata terhadap kesukaan panelis akan dendeng ikan nila tersebut.
            Untuk praktikum selanjutnya disarankan agar alat pada praktikum lengkap dan jumlahnya sesuai dengan pemakaian, seperti ulekan yang ada hanya satu set, sedangkan yang ingin menggunakan terdapat 6 kelompok sehingga harus menunggu giliran dan waktunya tidak efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Eko Nurcahya Dewi dan Ratna Ibrahim. 2008. Mutu Dan Daya Simpan Fillet Dendeng Ikan Nila Merah Yang Dikemas Hampa Udara Dengan Vacuum Sealer Skala Rumah Tangga. Jurnal Saintck Perikanan. Vol.4, No.1
Nurjanah, Abdullah A, Kustiariyah. 2011. Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. IPB Press. Bogor.
Wahyudi David dan Anwar Kasim. 2013. Uji Organoleptik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Asap Dengan Suhu Destilasi Dan Konsentrasi Berbeda. Prosiding Seminar Nasional PATPI.

LAMPIRAN
Tabel 1. Tabel Anova
ANOVA


Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Kenampakan
Between Groups
5.300
5
1.060
1.575
.173
Within Groups
76.700
114
.673


Total
82.000
119



Aroma
Between Groups
3.342
5
.668
1.265
.284
Within Groups
60.250
114
.529


Total
63.592
119



Tekstur
Between Groups
8.542
5
1.708
2.464
.037
Within Groups
79.050
114
.693


Total
87.592
119



Rasa
Between Groups
4.542
5
.908
1.122
.352
Within Groups
92.250
114
.809


Total
096.792
119




Tabel 2. Uji Duncan tiap parameter
Kenamapakan

Duncan



Dendeng_Ikan
N
Subset for alpha = 0.05

1
2
2,5%
20
2.15

2%
20
2.40
2.40
0%
20
2.45
2.45
1%
20
2.50
2.50
1,5%
20
2.70
2.70
0,5%
20

2.80
Sig.

.060
.175
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Aroma
Duncan

Dendeng_Ikan
N
Subset for alpha = 0.05
1
2,5%
20
2.60
1%
20
2.80
2%
20
2.85
1,5%
20
2.95
0,5%
20
3.05
0%
20
3.10
Sig.

.058
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Tekstur

Duncan



Dendeng_Ikan
N
Subset for alpha = 0.05

1
2
2,5%
20
2.20

1%
20
2.55
2.55
1,5%
20
2.65
2.65
0,5%
20

2.85
2%
20

2.90
0%
20

3.00
Sig.

.109
.132
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Rasa

Duncan


Dendeng_Ikan
N
Subset for alpha = 0.05

1

2,5%
20
1.95

1%
20
2.15

0,5%
20
2.30

0%
20
2.40

1,5%
20
2.40

2%
20
2.55

Sig.

.066

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Tabel 3. Mean Rank
Ranks


Dendeng_Ikan
N
Mean Rank
Kenampakan
0%
20
58.90
0,5%
20
73.40
1%
20
59.68
1,5%
20
69.30
2%
20
55.92
2,5%
20
45.80
Total
120

Aroma
0%
20
69.92
0,5%
20
67.25
1%
20
55.78
1,5%
20
63.00
2%
20
58.48
2,5%
20
48.58
Total
120

Tekstur
0%
20
71.92
0,5%
20
64.15
1%
20
54.48
1,5%
20
60.48
2%
20
69.55
2,5%
20
42.42
Total
120

Rasa
0%
20
65.78
0,5%
20
61.82
1%
20
54.40
1,5%
20
63.82
2%
20
68.38
2,5%
20
48.80
Total
120



Tidak ada komentar:

Posting Komentar