Rabu, 8 Oktober 2014
PEMBUATAN
DENDENG IKAN NILA
Martina Sihombing
4443120722
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
Practicum
Aquatic Product Processing Technology about making jerky tilapia is the first
practicum held on Wednesday, October 8th, 2014 at 10:00 to 12:00 pm at the
Laboratory TPHP Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, University of
Sultan Agung Tirtayasa, Serang, Banten. Practicum aims to find ways of making
fish fillet with garlic treatment concentration of 0.5%. The tools used in this
lab include analytical balance, knives, trays, surgical instruments, pestle and
mortar, stationery. While the materials used are as tilapia two tails, salt,
garlic, onion, ginger, palm sugar, and tamarind. Fish jerky is a traditional
treatment that has a sweet taste.
Keywords : Jerky,
Tilapia, Traditional
ABSTRAK
Praktikum
Teknologi Pengolahan Hasil Perairan tentang pembuatan dendeng ikan nila ini adalah
praktikum pertama yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Oktober 2014 pada
pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dendeng ikan dengan perlakuan
konsentrasi bawang putih 0,5%. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini
antara lain timbangan analitik, pisau, nampan, alat bedah, ulekan, alat tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
seperti ikan nila dua ekor, garam, bawang putih, bawang merah, lengkuas,
gula jawa, dan asam jawa. Dendeng ikan merupakan pengolahan tradisional yang
memiliki rasa manis.
Kata
Kunci : Dendeng, Nila, Tradisional
PENDAHULUAN
Ikan merupakan sumber gizi hewani utama dan diperoleh
dari daging ikan segar, maupun daging ikan yang telah diawetkan dengan metode
tradisional maupun modern. Daging ikan mengandung unsur -unsur gizi seperti
protein, lemak, vitamin dan mineral. Unsur-unsur gizi tersebut merupakan sumber
kalori, zat pembangun, zat pengganti sel dan jaringan tubuh yang rusak serta
membantu pengaturan organ tubuh (Hadiwiyoto, 1993).
Pada
matakuliah Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional dan Modern meliputi
hal-hal dimana sumber daya ikan dapat diolah baik secara tradisional maupun
modern. Cara tradisional masih menggunakan alat dan metode sederhana dimana
biasanya metode yang dilakukan turun-temurun atau sesuai budaya yang dimiliki.
Alat atau teknologi yang digunakan pun masih sederhana dan masih menggunakan
alat-alat yang hanya terdapat di lingkungan setempat dimana proses pengolahan
tradisional dilakukan. Karena cara dan metode yang digunakan masih sederhana,
sehingga pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan diaplikasikan di
dalam praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Perairan Tradisional dan Modern.
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui cara atau metode
pembuatan dendeng ikan dengan perlakuan konsentrasi bawang putih sebesar 0,5%.
TINJAUAN PUSTAKA
Diantara
jenis-jenis ikan air tawar yang sekarang sedang dikembangkan dan dibudidayakan
adalah ikan nila (Oreochromis niloticus).
Hal ini disebabkan karena ikan ini mudah hidup, cepat perkembangbikannya,
dagingnya berwarna putih dan rasanya cukup gurih. Cara pengolahan yang dapat
dikembangkan terhadap ikan tersebut adalah pengolahan dendeng ikan. Salah satu
upaya untuk mengawetkan ikan ilah dengan cara membuat dendeng ikan. Dendeng
ikan merupakan makanan tradisional (local) yang dibuat melalu proses pengolahan
dan pengawetan. Dendeng ikan ini merupakan produk diversifikasi pengolahan ikan
yang merupakan salah satu macam makanan hasil olahan daging ikan secara
tradisional, yang tergolong dalam bahan makanan semi basah (intermediate moisture food), dengan
kadar air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah berkisar antara
15-50% (Margono, 2000). Dendeng ikan dapat dijadikan sebagai penunjang
ketahanan pangan nasional.
Pengolahan
dan pengawetan pada dendeng ikan dilakukan dengan cara melalui penambahan bumbu
dan pengeringan. Penambahan bumbu selain bertujuan untuk mengolah ikan sehingga
dapat meningkatkan citarasa tetapi juga berperan sebagai pengawet karena dalam
bumbu tersebut terdapat komponen bumbu yang mengandung senyawa antimikroba
seperti bawang putih, garam, dan gula. Garam dan gula selain menambah citarasa
juga dapat berperan untuk mengurangi kadar air dalam ikan. Pengeringan juga
merupakan proses pengurangan kadar air dalam dendeng ikan dengan mengeluarkan
sebagaian air yang terkandung dalam dendeng ikan tersebut melalui metode
penguapan menggunakan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada
dendeng ikan tidak dapat tumbuh lagi (Adawyah, 2006).
Pengeringan
pada dendeng ikan dilakukan dengan menggunakan sinar matahari dan dimaksudkan
untuk mendapatkan dendeng ikan yang aman untuk dikonsumsi, baik dan kualitas
mikrobiologinya maupun kualitas organoleptik. Dendeng ikan yang telah
dikeringkan dapat langsung dikonsumsi atau disimpan dalam kurun waktu tertentu
namun penyimpanan yang terlalu lana menyebabkan adanya pertumbuhan
spesies-spesies kapang kontaminan. Ada kemungkinan diantara spesies-spesies
kapang kontaminan pada dendeng ikan terdapat spesies kapang penghasil
mikotoksin, sehingga dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Pembuatan
dendeng ikan bisa menggunakan ikan nila yaitu jenis ikan konsumsi air tawar.
Ikan nila (Oreochromis niloticus)
memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman.
Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti
daging ikan kakap merah. Bibit ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi
oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa
penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di
seluruh Indonesia. Ikan nila mempunyai mulut dengan letajnya terminal, garis
rusuk terputus menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan
dada, bentuk sisik stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garsi tegak
lurus. Sebagian besar tubuh ikan ditutupi oleh lapisan kulit dermis yang
memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian muka sisik
menutupi oleh sisik yang lain (Santoso, 1996). Klasifikasi ikan nila yaitu:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Osteichtyes
Ordo :
Percomorphii
Famili :
Chiclidae
Genus :
Oreochromis
Spesies :
Oreochromis niloticus
METODOLOGI
Praktikum
Teknologi Pengolahan Hasil Perairan tentang pembuatan dendeng ikan nila ini
adalah praktikum pertama yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Oktober
2014 pada pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.
Alat
yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain timbangan analitik, pisau,
nampan, alat bedah, ulekan, alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu seperti ikan nila dua ekor, garam,
bawang putih, bawang merah, lengkuas, gula jawa, dan asam jawa.
Untuk
prosedur kerja praktikum ini yaitu pertama-tama siapkan alat dan bahan uang
ingin digunakan. Ambil 2 ekor ikan nila lalu siangi serta butterfly dan
bersihkan seluruh permukaan tubuh ikan nila. Setelah ikan nila bersih,
ditimbang kedua ikan menggunakan timbangan analitik. Setelah itu, pembuatan
bumbu diantaranya; 80 gram garam halus, 200 gram ketumbar, gula merah 75 gram,
40 gram asam jawa, 30 gram lengkuas, 50 gram bawang merah dan 0,5% konsentrasi
bawang putih dari berat kedua ikan nila, bumbu-bumbu tersebut dihaluskan dan
ditaburi ke seluruh tubuh ikan nila. Setelah bumbu merata di tubuh ikan nila
dimasukkan dalam plastic selama 16 jam diletakkan di suhu dingin namun tidak
beku. Setelah 16 jam di suhu dingin, ikan nila tersebut dikeringkan selama 12
jam lalu amati. Dendeng ikan siap dikonsumsi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
praktikum tentang pembuatan ikan dendeng ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan
dendeng ikan merupakan pengolahan hasil perikanan yang tradisional dimana alat
maupun metode yang digunakan masih sederhana. Teknologi yang digunakan pun
masih belum modern. Dalam pembuatan dendeng ikan ini bumbu yang digunakan masih
dalam bentuk mengolah sendiri yaitu bumbu yang berfungsi sebagai pengawet pada
ikan nila tersebut dihaluskan menggunakan ulekan dan tidak dalam bentuk
ekstrak. Komposisi dari bumbu-bumbu yang digunakan terdapat bawang putih dimana
penggunaannya akan terlihat berpengaruh atau tidak untuk uji organoleptik
dendeng ikan tersebut
Untuk
praktikum selanjutnya disarankan agar alat pada praktikum lengkap dan jumlahnya
sesuai dengan pemakaian, seperti ulekan yang ada hanya satu set, sedangkan yang
ingin menggunakan terdapat 6 kelompok sehingga harus menunggu giliran dan
waktunya tidak efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Eko
Nurcahya Dewi dan Ratna Ibrahim. 2008. Mutu
Dan Daya Simpan Fillet Dendeng Ikan Nila Merah Yang Dikemas Hampa Udara Dengan
Vacuum Sealer Skala Rumah Tangga. Jurnal Saintck Perikanan. Vol.4, No.1
Nurjanah,
Abdullah A, Kustiariyah. 2011. Pengetahuan
dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. IPB Press. Bogor.
Suharyanto,
R. Priyanto, dan E. Gurnadi. 2008. Sifat
Fisiko-Kimia Dendeng Daging Giling terkait Cara Pencucian (Leaching) dan Jenis
yang Berbeda. Media Peternakan. Vol.31. No.2.
Utami
Sri Hartuti dan Permata Ika Hidayati. 2011. Teknologi
Pengawetan IkanDalam Hubungannya Dengan Keragaman Mikroflora serta Spesies
Kapang Kontaminan Dominan Pada Dendeng Ikan. Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN
Gambar 1. Ikan Nila
|
Gambar 2. Alat dan bahan
|
Gambar 3. Ikan ditimbang
|
Gambar 4. Butterfly ikan
ditimbang
|
Gambar 5. Bahan dan bumbu
|
Gambar 6. Bumbu dendeng
|
Gambar 7. Ikan diolesi bumbu
|
Gambar 8. Pembacaman
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar